Wednesday, February 17, 2010

Kinaryosih Tak Ingin di Belakang Layar

Ia menjadi model dan kemudian ke berkarir di dunia akting awalnya tidak sengaja. Dulu cita-citanya menjadi pramugari.


Karir Kinaryosih dalam dunia akting memang belum cukup lama. Sinetron dan film layar yang ia bintangi juga masih bisa dihitung dengan jari. Namun, kemampuan aktingnya tak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, lewat film Mendadak Dangdut (2006) karya Rudi Soedjarwo, Kinaryosih berhasil menyabet Piala Citra untuk aktris pendukung terbaik.

Padahal, Kinaryosih belajar akting secara otodidak. Ilmu aktingnya lebih banyak didapat lewat melihat lawan bermainnya dalam sinetron atau film layar lebar dan bertanya sana-sini kepada para seniornya. Kadang, ia juga “mencuri” ilmu bila melihat aktor atau aktris senior sedang berakting. “Namun, boleh dibilang, saya mulai banyak belajar akting ketika terlibat dalam Mendadak Dangdut. Kan, ketika itu ada kursus akting singkat untuk persiapan produksi filmnya. Pelatihnya, ya, Rudi Soedjarwo. Dari sana saya menjadi lebih memahami akting. Sebelumnya saya masih belum banyak tahu,” ujar perempuan kelahiran 3 Maret 1979 ini.

Toh, Kinar, begitu ia biasa disapa, tak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia ingin lebih mendalami soal akting, apalagi ia bertekad untuk menekuni bidang karir ini selama masih diberi kesempatan. “Kalau ada kesempatan, saya ingin belajar akting di sebuah sekolah di luar negeri,” ujarnya. Ya, Kinar memang tetap ingin menjadi pemain, bukan menjadi sutradara atau penulis skenario seperti banyak artis muda lainnya. “Saya tidak punya keinginan untuk bekerja di belakang layar. Saya ingin menjadi pemain saja,” ujar pengagum Rini S. Bono, Hillary Swank, Jack Nicholson, dan Maggie Q ini.

Mungkin karena itulah, meski telah meraih Piala Citra, Kinar tak ingin memilih-milih peran. Bahkan, ia bersedia memerankan pocong dalam film The Real Pocong, yang bulan lalu beredar di sejumlah bioskop di Indonesia. “Saya menerima tawaran itu karena sutradaranya adalah Hani Saputra. Saya sudah lama banget ingin bekerja sama dengan dia, karena saya sudah lihat karya-karyanya, antara lain Heart, Mirror, dan Love Is Cinta,” tutur Kinar. Namun, Kinar tak pernah menyangka, untuk memerankan salah satu jenis setan dalam khazanah mitologi orang Indonesia itu, sang sutradara tak ingin ada peran pengganti. “Saya kira tadinya ada peran pengganti. Tapi, karena sudah telanjur tanda tangan kontrak, saya kan harus profesional. Saya jalani saja semuanya,” ujar perempuan yang sedang sibuk syuting sinetron Melati untuk Marvel ini. Jadilah, ketika syuting film The Real Pocong, Kinar selalu ditemani guru mengajinya, agar tak mendapat gangguan dari “alam sana”. Kinar percaya bahwa pocong itu ada. Ia juga percaya orang bisa kerasukan setan. Itulah sebabnya, setiap akan memulai syuting film horor tersebut, ia pun selalu membaca ayat-ayat suci Alquran dulu. “Lokasinya kan seram banget, hutan, dan make up pocong-nya juga bikin tambah seram,” katanya.

Kinar memang bisa mengaji. Ia juga menjalankan kewajiban ibadah salat, meski ia akui masih suka “bolong-bolong” kalau sedang sibuk. “Saya juga sering berpuasa Senin dan Kamis, beribadah sekaligus detoksifikasi,” ujar pemain film Betina besutan Lola Amaria ini. Untuk urusan kesehatan, kebugaran, dan pembentukan tubuh, Kinar kerap berolahraga. “Saya latihan di gym bisa tiga kali dalam seminggu. Kalau lagi sibuk setidaknya sekali dalam seminggu. Tadinya saya dipandu oleh personal trainer, tapi kemudian saya melakukan sendiri karena saya sudah mengerti latihannya,” ujarnya. Biasanya, Kinar akan melakukan latihan kardio selama 45 menit, diikuti latihan pembentukan bahu, perut, kaki, dan anggota tubuh lainnya. “Saya juga melakukan pilates dan body balance. Kalau enggak sempat ke gym, saya melakukannya sendiri di rumah sambil melihat videonya,” ungkapnya.

Kinar pun selalu mewajibkan dirinya untuk selalu meminum air putih sebanyak tiga liter sehari dan jus buah. Ia menghindari meminum softdrink. “Untungnya, dari dulu, saya tidak suka softdrink. O, ya, sejak bebera waktu lalu, saya juga mengonsumsi nasi merah,” kata pengagum sutradara Charles Gozali, Rudi Soedjarwo, dan Hani Saputra ini. Untuk urusan wajah, karena sering mendapat sentuhan berbagai jenis make up dari beragam merek, Kinar kerap mengunjungi salon untuk facial seminggu sekali. “Itu kalau jerawat sedang banyak. Tapi, kalau tidak banyak jerawat, saya facial dua minggu sekali,” paparnya. Ia juga selalu menyempatkan diri untuk membersihkan wajahnya sebelum tidur dengan susu pembersih, lalu dengan sabun wajah. Perawatan rambutnya ia lakukan dengan berkeramas setiap hari. “Rambutnya saya kan cenderung kering ,” kata Kinar. Selain berkeramas setiap hari, ia pun rutin melakukan creambath di salon dua minggu sekali.

Menurut pengakuannya, ia terjun ke dunia model dan kemudian ke dunia film tidak sengaja. “Cita-citanya saya sih tadinya mau menjadi pramugari udara, biar bisa bekerja sambil jalan-jalan,” katanya. Namun, cita-citanya ia batalkan begitu tahu bahwa tugas pramugari udara adalah melayani penumpang pesawat terbang. Suatu hari, tanpa sepengetahuan Kinar, temannya mengirimkan foto diri dan biodata Kinar pada ajang pemilihan wajah sampul majalah. “Begitu dapat surat pemberitahuaan bahwa saya masuk unggulan, saya sangat syok karena saya tidak tahu. Sahabat saya lalu mengakui perbuatannya. Tapi, ternyata saya kemudian masuk sebagai finalis. Saya senang, tapi takut, karena itu merupakan sesuatu yang baru bagi saya,” tutur Kinar. Dari sanalah Kinar akhirnya menjadi model, lalu menjadi pemain sinetron, kemudian loncat ke layar lebar.

Biarpun begitu, ia mengaku sampai kini masih suka deg-degan juga awalnya ketika akan memulai pekerjaannya, baik sebagai model maupun sebagai film atau sinetron. “Tapi, biasanya saya mencoba untuk santai saja. Kadang, saya juga bermeditasi,” kata pemain sinetron Perkawinan Sedarah ini. Begitulah Kinaryosih. Pedje

Sunday, February 14, 2010

Perempuan, Inilah Cara Marah yang Sehat

Kemarahan yang tidak diekspresikan dengan sehat dapat berpengaruh negatif pada fisik dan mental.


Para peneliti dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kemarahan dan rasa benci pada diri perempuan dapat disebabkan oleh faktor-faktor biologis, seperti terjadinya perubahan pada sebuah gen reseptor serotonin. Rendahnya level serotonin juga dapat memicu depresi dan kecenderungan obsessive compulsive—bahkan kemungkinan memicu terjadinya gangguan kecemasan. Temuan ini menjadi penting karena dapat membantu para ahli untuk memprediksi kecenderungan meningkatnya level kemarahan dan kebencian pada perempuan. Dengan demikian, para perempuan dapat mengaturnya dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat, yang pada akhirnya berefek positif pada fisik dan emosinya.

Secara fisik, kemarahan dan kebencian yang tidak diekspresikan secara sehat dapat memberi pengaruh negatif pada kesehatan jantung. Perasaan benci yang kronis, agresif, dan kemarahan juga dapat memicu tekanan darah tinggi, detak jantung lebih cepat, dan peningkatan level kolesterol. Nah, berikut ini cara mengekspresikan kemarahan dan kebencian yang sehat menurut para peneliti dari University of Pittsburgh.

1. Bagilah atau curahkan perasaan marah Anda ketika Anda sedang tenang, tidak geram.

2. Bijaksanalah dalam mengekspresikan kemarahan Anda.

3. Gunakan ungkapan “saya rasa” untuk menggantikan “Anda adalah…” atau “Anda telah melakukan…”.

4. Redam keinginan untuk mencela atau menyalahkan orang lain.

5. Berbicaralah dengan seseorang mengenai cara mencegah kemarahan yang akan datang.

6. Berolahragalah atau tulislah sesuatu untuk mengeluarkan rasa marah Anda.

7. Biarkanlah yang telah terjadi, jangan menaruh dendam. Pedje

Tuesday, February 2, 2010

Dua Puisi Lama Pedje, 2

Dini Hari dalam Pabrik

bangsat, memang
waktu masih saja mencambuk kita, padahal bahu sudah bersedia diinjak dan kita sudah berhenti bertanya "sampai kapan", padahal sering pada waktu itu juga kita telah bertingkah baik dan sopan dan hanya sempat menyimpan harapan diam-diam lewat mesin-mesin yang harus digerakkan bahwa tak akan ada lagi kelaparan yang datang dengan wajah muram meneror anak dan istri yang sedang terkapar dihantam impian yang menyerang lewat TV dan gemerlap pertokoan

bangsat, memang


Ah, Jakarta!


di bawah rimbun tetumbuhan baja, kuingin bercermin pada sungai jernih, meraba mengenali wajahku sendiri sambil mengenang-ngenang belaian bunda waktu cerita pangeran tampan berkuda gagah menjelajah ujung-ujung dunia

diam-diam sungai itu telah tercipta
airnya yang jernih mengalir tenang
di atas wajahku yang makin terbenam bayang-bayang tetumbuhan baja dan dongeng berkepanjangan

bunda, panggil aku pulang!