Wednesday, September 30, 2009

Otak Kuat, Rasa Percaya Diri Meningkat

”Senam” mental sama pentingnya dengan senam fisik, karena mendatangkan banyak manfaat. Caranya ternyata simpel saja.

Tahukah Anda, setiap kali Anda mengalami sesuatu, otak Anda sebenarnya berubah? ”Kapan pun Anda membaca sebuah buku atau melakukan percakapan, aktivitas itu menyebabkan perubahan fisik dalam otak Anda. Setiap kali habis melakukan pertemuan atau mengalami sesuatu, otak Anda mengalami perubahan, kadang perubahan itu permanen. Fakta ini memang sedikit mengejutkan,” ujar George Johnson, penulis In the Palaces of Memory: How We Build the Worlds Inside Our Heads. Itu artinya juga, makanan yang Anda konsumsi, hal yang Anda pikirkan, dan aktivitas yang Anda lakukan dapat membuat kekuatan otak Anda berubah, menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Tidak sulit sebenarnya meningkatkan kekuatan otak Anda. Simpel saja: gunakan otak Anda dengan cara yang berbeda. Meski sederhana, cara ini dapat membuat suatu perbedaan yang sangat besar dalam hidup Anda. Dalam praktik keseharian, cara ini malah bisa menyenangkan, misalnya dengan bermain video game bersama anak Anda, mengisi teka-teki silang, mendengarkan buku elektronik, membaca puisi, atau mengambil rute berbeda ketika pulang dari kantor.

Itulah yang disebut sebagai senam mental dan ini sama pentingnya dengan senam fisik. Dan, menurut berbagai penelitian, aktivitas intelektual mendatangkan keuntungan yang dapat bertahan selama lima tahun. Maksudnya, kalau sekarang Anda sedang melakukan senam mental dengan mencoba menjawab pertanyaan teka-teki silang, otak Anda akan lebih punya sedikit kekuatan di masa datang, sehingga Anda pada suatu hari kelak dapat relatif mudah menguraikan tulis tangan teman Anda yang kusut masai atau ketika membaca peta.

Memang, memperkuat otak tidak membuat kita terhindar dari penyakit Alzheimer atau penyakit demensia lainnya, tapi mungkin memperlambat kemunduran otak kita seiring menuannya usia. Tambahan pula, meningkatkan kekuatan otak Anda akan memperbaiki memori Anda dan kemampuan memecahkan masalah. Juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri Anda sendiri. (Pedje)

Tuesday, September 29, 2009

Nonton, Yuk!

Anda sedang sedih, gundah, kesal, atau sedang kecewa? Cobalah menonton film, agar mental Anda tetap sehat.

Perbaiki kesehatan mental Anda melalui cara yang menyenangkan: menonton film. Terdengar bombastis? Nanti dulu. Di banyak negara maju, terapi sinema—begitulah istilahnya—telah banyak digunakan untuk memperbaiki kesehatan mental seseorang. “Terapi sinema dapat memiliki suatu efek positif pada banyak orang, kecuali pada orang yang jiwanya benar-benar terganggu atau tidak waras,” ungkap Gary Solomon, Ph.D., M.P.H., M.S.W., profesor psikologi di The Community College of Southern Nevada, yang juga penulis buku The Motion Picture Prescription dan Reel Therapy.

Gagasan dari terapi ini, tambah Solomon, adalah memilih film-film yang memiliki tema yang mencerminkan masalah atau situasi yang sedang Anda hadapi. Misalnya, jika Anda atau seorang yang Anda kasihi sedang mengalami suatu masalah pelecehan, Solomon menyarankan agar Anda atau orang Anda kasihi menonton film When a Man Loves a Woman. Atau, jika Anda sedang dirundung perasaan sedih—atau mungkin juga penyakit yang serius—akibat ditinggal orang yang Anda cintai, sang profesor menyarankan Anda agar menonton film Steel Magnolias atau Beaches.

Yang juga mendukung terapi sinema ini adalah Birgit Wolz, Ph.D., yang telah menulis buku The Cinema Therapy Workbook: A Self-Help Guide to Using Movies for Healing and Growth dan E-Motion Picture Magic: A Movie Lover's Guide to Healing and Transformation. Lewat bukunya, Wolz memperkenalkan beberapa jenis terapi sinema, antara lain popcorn cinema therapy. “Terapi ini agak berat bila dibandingkan dengan menonton film biasa, namun agak ringan bila dibandingkan dengan jenis terapi lain,” tutur Wolz.

Ada juga evocative cinema therapy. Dalam terapi jenis ini, Wolz menggunakan film sebagai terapi untuk membantu orang lain mempelajari diri mereka sendiri dengan cara yang amat dalam. Cara ini didasari pada respons orang-orang itu dalam membedakan karakter dan adegan dalam film. “Pertama, saya akan menanyakan situasi personal mereka dan mendapatkan suatu perasaan tentang tempat tinggal mereka. Lalu, saya akan merekomendasikan film-film yang mungkin dapat ’berbicara’ kepada mereka dalam level tertentu,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Wolz, ada juga cathartic cinema therapy, yang menyertakan tawa atau tangisan. ”Terapi ini efektif sebagai pendahuluan atau suatu langkah awal dari terapi psikologi. Pada penderita depresi, misalnya, sebuah film yang membantu penderita itu untuk menangis dapat membuka tingkatan kejiwaan yang lain dari orang tersebut,” ujar Wolz. (Pedje)

Monday, September 28, 2009

Banyak Jalan Melepas Stres

Stres? Pilihlah salah satu cara di bawah ini untuk mengusirnya.


Kapan pun kita terjebak dalam situasi dan kondisi yang membuat kita stres, tubuh kita mengalami serangkaian perubahan hormonal dan biokimiawi; seakan tubuh diletakkan pada “mode alarm”. Jantung kita pun akan berdetak lebih cepat, adrenalin menyerbu melewati arus darah, serta sistem pencernaan dan sistem imun untuk sementara terhenti. Jika pemicu stres berlanjut dan kita berada dalam kondis siaga tinggi untuk jangka waktu yang lama, kita pun akan mengalami kelelahan dan tak mustahil akan kehabisan tenaga.

Memang, tak seorang dari kita dapat menghindari stres. Tapi, kita dapat mengembalikan keseimbangan dan kontrol diri lewat berbagai cara, antara lain lewat cara menarik napas dalam-dalam, relaksasi, meditasi, dan berolahraga.

Latihan Pernapasan
Menarik napas dalam-dalam tidak hanya melibatkan paru-paru, tapi juga perut. Untuk melakukan pernapasan perut, duduklah bersandar dengan nyaman. Letakkan satu tangan Anda di dada dan satunya lagi di perut. Tarik napas melalui hidung dan tangan yang ada di perut Anda harus mulai terangkat. Tangan yang satunya lagi hanya bergerak sedikit saja. Keluarkan udara sebanyak yang Anda bisa, sementara itu kontraksikan otot perut Anda. Sekali lagi, tangan yang ada di perut harus bergerak ketika Anda mengeluarkan napas dan tangan yang lain hanya sedikit bergerak.

Relaksasi
Anda dapat mengombinasikan latihan menarik napas dalam-dalam dengan kontraksi terkontrol dan relaksasi otot-otot untuk mencapai level lanjutan dalam upaya mengusir stres.
  • Cobalah gunakan pakaian yang longgar dan nyaman. Tegangkan otot-otot jari kaki Anda. Tahan sampai 10 hitungan. Relaks dan nikmatilah pembebasan ketegangan itu.
  • Lenturkan otot-otot kaki Anda. Tahan sampai 10 hitungan. Relaks. Gerakkan perlahan tubuh Anda—kaki, perut, punggung, leher, dan wajah—kontraksikan dan kendurkan otot-otot sebagaimana Anda ketika berjalan pergi.
  • Tarik napas dalam-dalam perlahan.
Meditasi
Ketika Anda bermeditasi, Anda membawa seluruh energi pikiran bersama-sama dan fokus pada sebuah kata, sepotong bunyi, sebuah gambar yang menyenangkan, atau pada napas Anda. Lokasi yang ideal untuk meditasi adalah tempat yang senyap dan bersih. Umumnya, orang bermeditasi dengan duduk di lantai atau di sebuah kursi dan menutup mata mereka. Namun, sebenarnya, Anda tidak harus duduk atau diam di tempat ketika melakukan meditasi. Meditasi juga bisa dilakukan sambil berjalan, asalkan seluruh pikiran tercurahkan dan fokus pada langkah-langkah fisik Anda—sensasi dari sentuhan kaki Anda dengan lantai, ritme napas Anda ketika bergerak, embusan angin yang menerpa wajah Anda.

Berolahraga
Berolahraga bukan hanya baik untuk tubuh, tapi juga untuk pikiran. Berolahraga dapat membantu melepaskan stres karena menyediakan jalan bagi tubuh untuk melepaskan ketegangan dan rasa frustrasi yang mendekam di jiwa. (Pedje)

Sunday, September 27, 2009

Sekali Lagi: Kondom!

Di Indonesia, penggunaan kondom belum begitu populer. Peredaran kondom di Indonesia hanya sekitar 100 juta dalam setahun. Padahal, risiko penularan infeksi menular seksual, termasuk tertular HIV, dengan penggunaan kondom berkurang sampai 10.000 kali lipat.

Pasti Anda sudah tahu kalau banyak ibu rumah tangga dan bayinya di Indonesia yang tertular HIV dan AIDS. Pasti juga bukan informasi baru kalau dikatakan bahwa salah satu cara untuk menghentikan penularan itu adalah lewat pemakaian kondom. Karena, kondom bukan hanya berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tapi juga bisa melindungi pemakainya dari HIV, AIDS, dan berbagai penyakit menular seksual lainnya.

Wabah HIV dan AIDS memang menakutkan. Data terbaru Departemen Kesehatan mengungkapkan, secara kumulatif, sejak tahun 1987 dilaporkan 5.904 orang terinfeksi HIV, yang belum menunjukkan gejala (stadium HIV). Akan halnya jumlah pasien AIDS yang dilaporkan adalah 10.384, yang 2.287 orang di antaranya telah meninggal dunia. Dan, data itu bagai puncak gunung es. Karena, tentu saja, jumlah penularan yang belum didata jauh lebih besar. Diperkirakan, dalam tahun 2006 saja ada 176 ribu sampai 247 ribu orang telah tertular virus HIV, sebagian sudah menikah atau merencanakan akan menikah. ”Karena itu, kita berkewajiban untuk berupaya menghentikan penularannya, dengan memberikan informasi yang benar dan lengkap, juga dengan menganjurkan pemakaian kondom pada seks berisiko, termasuk di antara suami-isteri, terutama bila salah satunya telah terinfeksi virus HIV,” kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Dr. Nafsiah Mboi pada media briefing Pekan Kondom Nasional, awal November 2007 lalu.

Pemakaian kondom memang terbilang efektif untuk mencegah penularan itu. ”Karena, risiko penularan HIV dengan penggunaan kondom berkurang sampai 10.000 kali lipat,” ujar Christopher Purdy, Country Director DKT Indonesia—lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV/AIDS dan penyelenggaraan Keluarga Berencana, yang didanai oleh pemerintah Jerman. Di Thailand, misalnya, program penanggulangan HIV melalui penyediaan kondom dan pengobatan infeksi menular seksual yang dimulai pada tahun 1989 berhasil menurunkan tingkat penularan HIV di negara tersebut sebesar 83 persen.

Namun, sayangnya, di Indonesia, penggunaan kondom belum begitu populer. ”Saat ini, peredaran kondom di Indonesia hanya sekitar 100 juta dalam setahun. Tingkat penggunaan kondom yang rendah disebabkan oleh lingkungan sosial yang masih belum sepenuhnya mendukung penggunaan kondom. Kenyataan ini membuat stigma terhadap kondom tidak kunjung hilang,” tutur Christopher Purdy.

Memang, tak bisa dinafikan, masih banyak orang di Indonesia beranggapan bahwa kondom identik dengan perilaku seks yang tidak bertanggung jawab atau tak jauh dengan dunia maksiat. Ada juga yang beranggapan bahwa pemakaian kondom dapat mengurangi kenikmatan seksual. Padahal, seperti kata Nancy Fee, Country Coordinator UNAIDS, kondom itu seperti pisau, ia bisa digunakan sebagai sesuai dengan fungsi awalnya atau dialihkan fungsinya ke arah yang negatif. ”Jadi, bergantung pada orangnya,” ungkap Nancy Fee. Sementara itu, kondom justru dapat menambah kenikmatan seksual karena membantu menghindari ejakulasi dini pada kaum laki-laki.

“Rendahnya kesadaran akan pentingnya penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi, kesehatan keluarga, bahkan kesehatan masyarakat, juga merupakan kendala dalam mengatasi infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak terencana. Angka aborsi ilegal di Indonesia sudah mencapai tiga juta per tahun,” tutur Dr. Sugiri, M.P.H., Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Bahkan, tambah Sugiri, dalam program Keluarga Berencana Nasional pun penggunaan kondom di Indonesia masih rendah dibanding penggunaan alat kontrasepsi lain. Dilihat dari manfaatnya, rasa perlunya Anda mulai menginformasikan soal kondom dan hal-ihwal infeksi menular seksual kepada anak-anak Anda yang mulai beranjak remaja. Bukan menganjurkan agar mereka menjalani kehidupan free sex, tapi justru untuk mencegah mereka dari serangan penyakit seksual dan kehamilan yang tak diinginkan.

Tak ada salahnya juga Anda menyinggung-nyinggung soal kondom kepada pasangan Anda. Bila Anda menangkap tanda-tanda bahwa pasangan Anda berkemungkinan punya perilaku seksual yang berisiko, ingatkan dia tentang betapa bahayanya perilaku seperti itu buat dirinya, diri Anda, dan keluarganya. Sampaikanlah manfaat kondom dengan bijaksana.

Kalau Anda merasa segan untuk menyampaikannya, ajaklah suami dan anak-anak remaja Anda ke acara Pekan Kondom Nasional yang akan digelar mulai tanggal 1 sampai 8 Desember 2007 di berbagai tempat, termasuk di kafe dan di mal-mal. Selama sepekan, agenda Pekan Kondom Nasional 2007 akan terdiri dari serangkaian kegiatan yang mencakup pembagian kondom gratis dilengkapi dengan materi edukasi, pelatihan, demonstrasi cara pemakaian kondom, konser musik, talkshow, dan apresiasi terhadap sejumlah tokoh yang menunjukkan kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap permasalahan HIV/AIDS di Indonesia. DKT Indonesia merupakan lembaga yang ditunjuk sebagai koordinator penyelenggaraan Pekan Kondom Nasional 2007.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia yang juga Mantan Menteri Agama, Dr. dr. Tarmizi Taher, juga mendukung acara ini. “Di negara-negara Timur Tengah seperti Iran, yang mayoritas rakyatnya beragama Islam, kondom sudah dapat diterima dengan sangat baik di masyarakat sehingga sangat membantu program pencegahan penularan HIV. Kita juga mestinya begitu,” ungkap Tarmizi. (Pedje)


Kondom Perempuan
Kondom kini bukan hanya untuk laki-laki. Sejak beberapa tahun lalu juga sudah ada kondom untuk kaum perempuan. Sama seperti kondom pria, kondom perempuan pun dapat membantu mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Kondom ini merupakan satu-satunya alat perlindungan yang dapat dikontrol oleh perempuan. Kondom perempuan berupa tube lateks yang begitu tipis, namun kuat, dan tidak sesak, yang dipakai di dalam vagina.

Sebuah cincin lembut pada ujungnya yang tertutup melindungi serviks dan bagian dalam vagina selama terjadi hubungan intim. Sementara itu, cincin yang satunya lagi, yang terbuka, tetap berada di luar vagina dan sebagian menutup area bibir vagina. Kondom perempuan ini mencegah terjadinya pertukaran cairan milik Anda dan pasangan Anda, seperti sperma, darah, dan ludah. Kondom perempuan ini efektif mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual 79% sampai 95%.

Yang menarik, tidak seperti kondom laki-laki, kondom ini dapat digunakan delapan jam sebelum sanggama—dan memang hanya efektif bila digunakan sebelum making love. Awalnya, Anda mungkin agak kikuk mengenakannya. Tapi, kalau sudah dipraktikkan berkali-kali, lebih mudah.

Seperti halnya kondom untuk pria, kondom perempuan juga aman untuk digunakan ketika Anda dan pasangan sedang melakukan seks oral dan juga tidak mengurangi stimulasi dari pasangan Anda. Jangan khawatir, kondom perempuan ini tidak akan berpengaruh pada kesuburan Anda. Kekurangannya mungkin pada wujudnya yang selalu kelihatan selama berhubungan seks dan kadang agak sukar dimasukkan atau dipakainya. Kondom perempuan juga tidak mengandung zat yang dapat melumpuhkan sperma (spermicide). Dan dapat robek atau koyak bila tidak hati-hati menggunakannya—kondom pria pun begitu. Harga kondom perempuan juga sedikit lebih mahal daripada kondom pria. Tapi, untuk yang terakhir itu bisa menjadi relatif: bisa menjadi sangat murah bila dibandingkan dengan risiko yang mungkin kita dapatkan bila tidak memakai kondom. (Pedje)

Saturday, September 26, 2009

Musa Widyatmodjo: “Karya Desainer Indonesia Harus Berbeda”

Dalam jagat fashion Indonesia, Musa Widyatmodjo bukanlah nama yang asing atau sekadar sayup-sayup terdengar. Kiprahnya sebagai desainer sekaligus pengusaha di bidang fashion serta aktivitasnya untuk turut memajukan industri fashion di Tanah Air membuat banyak orang menaruh respek kepada dirinya. Tambahan pula, rasa nasionalismenya cukup tinggi. Padahal, ia lumayan lama tinggal di Amerika Serikat. Pria kelahiran Jakarta pada 13 November ini sejak tahun 1985 sampai 1991 mempelajari hal-ihwal fashion pada sebuah perguruan tinggi di Negeri Uwak Sam itu. “Sebelumnya, saya sempat kuliah dulu setahun di jurusan liberal art. Setelah itu, tadinya saya ingin pindah kuliah, mengambil jurusan bisnis. Namun, ketika saya tahu ada sebuah universitas yang memiliki jurusan fashion, saya pun mendaftarkan diri ke sana, setelah saya berhasil meyakinkan orang tua saya bahwa dunia fashion juga prospektif,” ungkapnya.

Kembali ke Indonesia, Musa berniat untuk bekerja di perusahaan yang bergerak dalam industri fashion. Namun, pada tahun 1991 itu, kesempatan kerja dalam industri fashion di negeri ini sangat kecil. “Yang dibutuhkan pun umumnya bukan desainer. Karena itulah saya kemudian membuka usaha sendiri. Kebetulan, ketika itu ada adik teman adik saya yang minta dibuatkan baju untuk pesta ulang tahun ketujuh belasnya. Saya pun mulai merancang, mencari bahan, memotong bahan itu, menjahit sendiri, sampai akhirnya baju itu jadi,” ujar Musa. Berkat kerja dan pencarian kreativitas yang seakan tanpa henti, lambat laun usahanya berkembang dan namanya semakin dikenal sebagai perancang busana sekaligus pengusaha di industri fashion. Tak mengherankan bila ia kemudian dipercaya untuk menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia selama dua priode, sejak tahun 1999 sampai 2005. Berikut petikan perbincangan senior feature eve Purwadi Djunaedi dengan perancang busana yang pada masa kuliahnya banyak menerima penghargaan ini.

Bagaimana Anda memulai usaha Anda?
Saya memulainya dengan modal nekat pada akhir tahun 1991, dengan meminjam mesin jahit kepunyaan orang tua saya waktu ada pesanan dari adik teman adik saya. Setelah itu, kepada seorang penjual jamu gendong, saya minta dicarikan orang yang akan membantu saya menyelesaikan baju, seperti pasang kancing dan setrika. Penjual jamu itu lalu membawa seorang anak putus sekolah. Saya juga kemudian meminta dia untuk mencarikan seorang penjahit. Setelah penjahit ada, saya pun memulai usaha saya di garasi rumah orang tua saya. Tanpa ada pesanan dan tanpa tahu ke mana harus dipasarkan, saya membuat berbagai macam busana dengan dibantu dua orang itu. Seiring dengan berjalannya waktu mulai ada teman atau kenalan yang minta dibikinkan baju. Saya lalu meminjam uang ke orang tua untuk membeli mesin jahit, mesin obras, dan mesin lubang kancing.

Kapan busana rancangan Anda mulai masuk department store?
Tahun 1992. Ceritanya, saya bertemu dengan teman SMA saya dan dia menginformasikan bahwa Metro Department Store akan dibuka di Pondok Indah Mal, yang ketika itu juga baru dibuka. Katanya, Metro sedang mencari produk-produk fashion. Saya pun lalu datang ke pihak pengelolanya. Ketika diwawancarai oleh orang Singapura langsung, saya katakan bahwa kapasitas produksi perusahaan saya ketika itu sudah mencapi 500 pieces dan mereka ternyata percaya. Setelah dipajang di Metro, baju-baju saya kemudian masuk ke Keris Gallery, Pasaraya Blok M, Sarinah, sampai Plaza Senayan. Perusahaan saya mengalami perkembangan yang cukup pesat pada priode 1996 sampai tahun 2000. Karena, produk saya pada masa itu bisa dibilang tepat sasaran, sampai-sampai banyak ditiru orang.

Ada yang berpendapat, busana karya perancang Indonesia terlalu mahal harganya, yang kadang menyaingi harga busana dari brand internasional. Komentar Anda?
Mahal dalam hal apa? Kalau seorang datang ke desainer membawa kain, katakanlah untuk dibuatkan kebaya, proses pengerjaannya berbeda dengan proses pengerjaan seorang tukang jahit atau rumah jahit, modiste. Kalau di modiste, mungkin, orang itu diukur, kain digelar, kemudian dipotong dan dijahit. Yang mengerjakan hanya satu atau dua orang. Tapi, kalau datang ke desainer, setelah orang itu diukur, kainnya tidak langsung dipotong, tapi dipikirkan dulu posisinya yang baik dan sebagainya. Kemudian dibuatkan rancangannya oleh desainer dan dibuatkan polanya oleh orang yang lain lagi. Lalu, kain mulai dipotong oleh orang yang lain, dijahit oleh orang yang lain lagi, diselesaikan oleh orang yang lain lagi, dan disetrika oleh orang yang berbeda. Jadi, setidaknya ada enam orang yang terlibat dalam pembuatan sebuah baju, yang memang benar-benar ahli di bidang masing-masing. Itu sebabnya biaya produksinya lebih mahal.

Kalau begitu, bagaimana caranya agar karya perancang busana Indonesia bisa bersaing dengan brand internasional, yang begitu derasnya masuk ke pasar Indonesia sekarang ini?
Karya desainer Indonesia harus berbeda dengan busana-busana yang ditampilkan brand internasional itu. (Pedje)

Friday, September 25, 2009

Mengenang Masa Lalu di Medan




















Medan telah menjadi kota internasional sejak berabad-abad lalu. Ada banyak peninggalan masa lalunya yang mengesankan.


Anda pernah ke Medan? Kalau belum, segeralah ke Medan. Karena, kota besar ketiga di Indonesia ini benar-benar asyik untuk dikunjungi. Warganya multi-etnis, yang berbaur dan terlihat jelas dalam aktivitas keseharian. Terasa benar kalau Medan adalah kota internasional, berbeda dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Tempat makan enak juga banyak. Dan, di salah satu sudut kotanya ada kawasan yang masih memiliki bangunan-bangunan tua yang menawan peninggalan masa kolonial Belanda, kawasan Kesawan namanya. Tepatnya di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Pemerintah Kota Medan sendiri telah menetapkan Kesawan sebagai kawasan cagar budaya.

Tapi, siapa yang tahu sampai kapan Kesawan sebagai cagar budaya bisa bertahan? Kita sama-sama mafhum, di negeri ini, uang bisa begitu berkuasa, yang bisa menyihir peraturan, undang-undang, dan sejenisnya hanya tinggal huruf-huruf di atas kertas, tak lebih.

Dalam beberapa tahun terakhir ini saja, di Medan sudah banyak bangunan tua yang memiliki arsitektur indah diratakan dengan tanah. Sebut saja eks Kantor Bupati Deli Serdang di Jalan Brigjen Katamso, bangunan bersejarah Balai Kerapatan Adat di Jalan Brigjen Katamso, eks Kantor Dinas Pekerjaan Umum Medan di Jalan Listrik, dan puluhan rumah melayu di Kompleks Perum Kereta Api. Di Jalan Suka Mulia, eks Kantor Badan Kepegawaian Daerah Sumatra Utara juga sudah lenyap. Bangunan bersejarah dengan arsitrektur perpaduan Eropa dan tropis, eks Gedung PT Mega Eltra, pun kini tinggal cerita. Menyedihkan, bukan?

Jadi, sebelum kebodohan dan keserakahan itu merajela, sehingga bangunan-bangunan tua yang indah dan bersejarah itu tergusur dari Kesawan, roboh karena tak diurus, atau bersalin rupa, datanglah ke sana dan nikmati langsung keindahannya. Rasakan atmosfer masa kejayaan Kesawan sewaktu masih menjadi kawasan makmur di Medan.

Menurut catatan sejarah, sebelum tahun 1880, penghuni Kampung Kesawan umumnya adalah orang Melayu. Seiring berjalannya tahun, banyak orang Tionghoa dari Malaka dan Tiongkok tinggal dan menetap di kawasan ini, sehingga Kesawan kemudian menjadi pecinan. Setelah terjadi kebakaran besar pada tahun 1889 yang menghabiskan rumah-rumah kayu di Kesawan, para warga Tionghoa di sana mulai mendirikan ruko-ruko dua lantai, yang sebagian masih tersisa hingga kini.

Salah seorang tokoh Tionghoa yang terkenal, yang dijuluki sebagai Bapak Kota Medan, adalah Tjong A Fie. Dia adalah seorang pengusaha yang mendapat kedudukan sebagai mayor dalam masyarakat Tionghoa di Medan, suatu kedudukan tinggi yang mewakili pemerintah kolonial Belanda. “Tjong A Fie datang ke Deli, Medan, pada tahun 1875, dalam usia 15 tahun, dari Desa Moy Hian, Provinsi Kanton. A Fie merantau hanya bermodalkan beberapa keping uang perak,” ungkap Kuswoyo, teman saya yang memang menjadi pemandu wisata di Kota Medan dan sekitarnya.

Awalnya, ia membuka kedai untuk melayani kebutuhan kuli-kuli Cina Daratan yang baru tiba dan bekerja di Tanah Deli. Nama kedainya Bun Yon Tjong dan tumbuh pesat dalam waktu yang relatif tak lama. Ia bersama kakaknya lalu melebarkan sayap bisnisnya ke bidang perkebunan dan pengadaan barang untuk perkebunan-perkebunan Eropa. Pada tahun 1886, ia memindahkan imperium bisnisnya ke Medan, sebagai kota yang baru dijdaikan sebagai ibu kota Sumatra Timur. Pada masa itu, Medan hanyalah sebuah kampung kecil yang berada di antara Sungai Deli dan Sungai Babura. A Fie sendiri membangun rumahnya di Kesawan, di atas bekas persawahan penduduk lokal yang masih banyak pacet dan kemudian berkembang menjadi pusat bisnis baru.

Bisnisnya terus melesat, karena Tjong A Fie juga dikenal sebagai seorang dermawan dan memiliki kekuatan politik yang besar karena kedekatannya dengan Sultan Deli dan pejabat tinggi Hindia Belanda. Pengaruhnya terbentang mulai dari Sumatra, Jawa, Penang, Hong Kong, Cina, hingga daratan Eropa. Ia dikenal sebagai pengusaha, bankir, industrialis Tionghoa yang paling dihormati di Asia Tenggara. Karena berbagai kiprahnya dalam pembangunan Kota Medan itulah A Fie dianggap sebagai salah satu pendiri Kota Medan.

A Fie memang memiliki peran penting dalam pendirian sejumlah bangunan penting di Medan. Sekitar tahun 1888, misalnya, Sultan Deli yang sedang berkuasa, Sultan Makmun Al Rasyid, hendak membangun sebuah istana di Medan dan A Fie kabarnya menyumbang sampai sepertiga biaya pembangunan istana, yang sampai sekarang masih berdiri.

Ada juga yang mengatakan bahwa A Fie adalah orang pertama di balik pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah Pelabuhan Belawan (Deli Spoorweg Maatschappij). A Fie pula yang menjadi donatur utama pembangunan Masjid Raya Al Mahsun, yang berada tak jauh dari Istana Maimon.

Sampai sekarang, rumah A Fie di Kesawan pun masih berdiri. Desain rumahnya bergaya campuran art deco-Tionghoa. Belum ke Medan rasanya kalau belum mampir ke tempat ini. A Fie sendiri kemudian memindahkan pusat bisnisnya ke Kesawan pada tahun 1886. Medan, khususnya Kesawan, ketika itu memang sudah menjadi salah satu pusat bisnis di Asia, terutama bisnis tembakau. Tak jauh dari rumah A Fie waktu itu telah berdiri Witte Societeit, yang posisinya persis di sisi Kantor Pos Besar. Bangunan ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi komunitas Eropa. Hotel De Boer (sekarang Hotel Inna Darma Deli) dibangun 10 tahun kemudian (1896), yang merupakan hotel pertama di Kota Medan. Semua itu, menurut seorang peneliti, Dirk A. Buiskool, tak terlepas dari pendirian Deli Company pada tahun 1869. Perusahaan ini didirikan oleh Sultan Deli bekerja sama dengan G.C. Clemen, P.W. Jannssen, dan J. Nienhuy yang tergabung dalam The Netherlands Trading Company.

Sejak berdirinya perusahaan itu, gedung-gedung baru pun banyak didirikan di Kesawan dan daerah lain di Kota Medan. “Salah satunya adalah bangunan bagus yang sampai sekarang masih bisa kita lihat, yang dibangun pada tahun 1909 sebagai kantor Perusahaan Perkebunan Inggris Harrisons & Crsofield,” kata Kuswoyo. Letak gedung ini tepat di sudut Kesawan (gedung London Sumatra). Gedung ini lalu berubah nama menjadi Gedung Juliana dan merupakan gedung pertama di Sumatra yang memakai lift.

Pembangunan gedung-gedung perkantoran di kawasan Kesawan semakin gencar pada tahun 1930-an. Yang menjadi pemicunya antara lain berdirinya Kantor Perusahaan Dagang Belanda pada tahun 1929. Gedung-gedung yang masih berdiri sampai sekarang antara lain Gedung Jakarta Lloyd (dulu kantor The Netherlands Shipping Company dan sempat menjadi kantor Rotterdam’s Lloyd) dan Kafe Tip Top.

Kesultanan Deli Tentu saja, melawat ke Kota Medan belum lengkap kalau belum mengunjungi Istana Maimoon, istana Sultan Deli, yang indah. Letak istana ini tak jauh dari kawasan Kesawan, tepatnya di Jalan Brigjend Katamso. Istana ini dibangun pada tahun 1888 pada masa Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Arsitek istana ini orang Italia.

Pembangunan istana yang berdiri di atas lahan seluas 2.772 meter persegi ini menghabiskan biaya satu juta gulden Belanda. Bangunannya terdiri dari dua lantai, yang terbagi dalam tiga bagian, yakni bangunan induk, sayap kiri, dan sayap kanan. Di dalam balairung, pengunjung akan menjumpai singgasana yang didominasi warna kuning.

Juga ada lampu-lampu kristal, yang jelas menandakan pengaruh Eropa di Kesultanan Deli. Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana yang lain, mulai dari kursi, meja, lemari, sampai pintu dorong menuju balairung. “Ruangan seluas 412 meter persegi ini digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya,” ujar Tengku Abdullah, kerabat Sultan Deli yang ada di istana itu ketika saya berkunjung. Balairung juga dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam. Dalam istana ini ada 40 kamar: 20 kamar di lantai atas tempat singgasana sultan dan 20 kamar di bagian bawah. Belum lagi ruangan untuk kamar mandi, dapur, dan penjara di lantai bawah.

Desain istana ini juga boleh dibilang perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa. Selain yang terlihat di balairung, dasar bangunan juga menunjukkan pengaruh Eropa. Apalagi, sebagian material bangunannya memang diimpor dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso. Sementara itu, pengaruh Islam yang kental terlihat pada bentuk lengkungan pada sejumlah bagian atap istana, yang dikenal sebagai lengkungan Persia, yang juga banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.

Di depan istana ini, di seberang jalan, berdiri Masjid Al-Mahsun, yang lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan. Masjid raya ini juga merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Deli di Sumatra Utara, yang dibangun pada tahun 1906 oleh Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah dan sampai kini masih dipergunakan oleh umat muslim untuk beribadah. Arsitekturnya bergaya Moor, yang dirancang oleh arsitek Belanda. Masjid ini berbentuk oktagonal (segi delapan) dan memiliki empat sayap, yang berbentuk seperti bangunan utama namun berukuran lebih kecil. Luas keseluruhan bangunan masjid ini 5.000 meter persegi. Sebagian materialnya berasal dari Italia dan Jerman. Tempat khatib berkhotbah sendiri terbuat dari marmer Italia, yang atapnya merupakan pemberian Ratu Belanda.

“Selain Masjid Raya Al-Mahsun ini, Kesultanan Deli sebelumnya juga pernah membangun masjid, yang bergaya India, Masjid Labuhan. Masjid ini di jalan raya Medan-Belawan, kira-kira 13 kilometer dari pusat Kota Medan,” ujar Kuswoyo. Sayangnya, saya tidak sempat mengunjungi masjid itu. Namun, kunjungan ke Medan tetap mengesankan bagi saya, terutama karena peninggalan-peninggalan masa lalunya. (Pedje)

Thursday, September 24, 2009

Keputusan Terbaik Tamara Bleszynski

Ia berusaha untuk tetap kuat dalam menghadapi berbagai cobaan yang mengharu biru hidupnya. Dan, ia mengaku kecewa dengan pihak-pihak yang main hakim sendiri dalam persoalan yang sedang ia hadapi belakangan ini.


Musim kemarau sudah sangat terasa di Jakarta pada medio Juli 2006 lalu. Langit sangat cerah, udara penuh debu, dan matahari memancarkan cahaya yang begitu panasnya, apalagi pada tengah hari ketika kami melakukan pemotretan Tamara Bleszynski untuk cover eve edisi Agustus 2006. Tambahan pula, pemotretan dilakukan di atap kantor baru eve (yang juga kantor “kakak” eve: Majalah F1 dan Majalah Motor Trend). Maka, semakin sempurnalah penderitaan itu….

Toh, bagi Tamara, rasa panas tersebut tampaknya tidak menghalangi dirinya untuk bersikap profesional—padahal ia mengaku sedang kurang sehat dan baru mendapat kabar bahwa ibunya sedang sakit. Sesekali muncul senyum dari bibir indahnya dan ia kadang melongok hasil pemotretan di layar notebook milik Anton Ismael, sang fotografer. Tak mengherankan jika pemotretan itu berlangsung relatif cepat, hanya sekitar setengah jam—itulah sebabnya sesi pemotretan ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari semua orang yang terlibat. Kendati begitu, siapa pun yang jeli pada hari itu akan melihat ada kabut muram tipis yang menyelimuti wajah Tamara. Dan, kabut tersebut semakin kentara ketika Purwadi Djunaedi menanyakan perkembangan kasus perceraiannya dengan Teuku Rafly Pasha dan gunjang-ganjing pemberitaan soal anak mereka, Teuku Rassya Islamy Pasha. Berikut beberapa petikan dari bincang-bincang dengan artis kelahiran 25 Desember 1974 yang bernama lengkap Tamara Natalia Christina Mayawati Bleszynski ini.


Soal Perceraian Itu
“Saya dan Rafly sudah tak bisa dipersatukan lagi. Tak bisa. Sudah ada dua keputusan pengadilan untuk itu, pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama. Kalau dia mau mengajukan kasasi, itu haknya. Saya mengalir saja.”

Memperjuangkan Rasya
“Saya tak merasa kesulitan mengasuh Rasya seorang diri. Justru yang sulit sekarang ini adalah proses perjuangan mendapatkan ketetapan hukum bagi Rasya, supaya anak ini tidak tereksploitasi. Itulah yang saya perjuangkan lewat badan peradilan, agar keputusannya jelas. Menurut saya, Rasya sudah tereksploitasi. Ia sering diwawancarai, dikejar wartawan, didatangi sekolahnya. Itu kan tidak boleh. Ada undang-undangnya, anak itu harus dilindungi. Itulah sebabnya saya pindahkan sekolahnya. Ini pun dimasalahkan lagi, masuk ke infotainment dan sebagainya. Sekolahnya disorot-sorot. Ini kan tidak masuk akal. Pihak sekolah yang menjaga murid-muridnya dan melarang kru infotaiment masuk malah dijelek-jelekkan.

“Saya juga kecewa dengan pihak-pihak yang main hakim sendiri dalam persoalan ini. Kan sudah ada lembaganya, lembaga peradilan. Ini anak kan masih dalam proses hukum, menunggu status kedua orangtuanya. Tolonglah jangan main hakim sendiri, sehingga akan memberikan informasi yang salah kepada masyarakat, misalnya soal saya akan terjerat pasal sekian-sekian, dan sampai menggelar konferensi pers segala. Ini namanya melakukan pembunuhan karakter ibu dari sang anak.

“Kalau bapaknya ingin bertemu, silakan. Tapi, saya berharap, bila ingin bertemu, ya, bapaknya datang sendiri. Kan, ini masalah yang sebegitu gampang. Tapi, kok, dibikin rumit? Saya enggak habis pikir sampai Komnas Anak ikut campur.

“Menurut saya, yang terjadi dalam kasus saya sekarang ini adalah pelecehan terhadap kaum perempuan. Mereka pikir kaum perempuan itu lemah, jadi harus ikut keputusan laki-laki. Tidak bisa. Negara ini negara hukum, jadi prosesnya harus lewat hukum. Ini kan istilahnya telah terjadi pengeroyokan terhadap seorang perempuan. Tapi, saya mengalir saja. Saya harus kuat, saya harus tetap berjuang agar Rasya mendapat kepastian hukum.”

Tak Bisa tanpa Rasya
“Kegiatan saya yang tak bisa saya lakukan tanpa Rasya adalah menonton bola, biarpun pada akhirnya dia tertidur di dekat saya.”

Cara Menghalau Stres
1. Menikmati hari-hari bersama Rasya serta fokus pada perjuangan untuk mendapat ketetapan hukum bagi Rasya dan agar dia tidak tereksploitasi.
2. Bekerja dan bekerja.
3. Pergi ke gym.

5 Keputusan Terbaik yang Pernah Dibuat
1. Memutuskan untuk terjun ke dunia entertainment.
2. Memutuskan untuk bercerai dari Rafly.
3. Memutuskan untuk kuat dalam menghadapi cobaan hidup.
4. Memutuskan untuk memiliki moto “hidup itu hanya sekali”.
5. Memutuskan terus berjuang untuk anak.

Mengenai Penampilannya
“Untuk merawat tubuh, saya dua kali seminggu ke salon dan ke gym. Tapi, saya sudah lama sekali tidak membeli baju dan sepatu. Sudah lupa kapan terakhir kali saya membeli baju dan sepatu dan di mana belinya. Yang pasti, saya berbusana yang baik untuk menghargai orang lain.”

Pengalaman sebagai Seleb
“Hal-hal yang menyenangkan sebagai seleb, selain dapat penghasilan yang lumayan, saya juga sering mendapat kemudahan-kemudahan dalam banyak urusan. Yang tidak menyenangkannya ketika orang lain merasa berhak masuk dalam wilayah privasi saya. Dari sini saya melihat bahwa kita masih perlu belajar banyak soal menghargai privasi orang lain.”

Hidup Adalah…
“Perjuangan, dalam hal apa pun!” (Pedje)

Wednesday, September 23, 2009

Mandi Memperbaiki Mood

Sebuah studi menemukan, mandi menjadi pilihan para atlet untuk meningkatkan energi mereka.


Jika Anda memerlukan vitalitas dan energi ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan, mandilah. Itulah yang dilakukan oleh umumnya para atlet di Inggris jika membutuhkan dorongan mental ekstra, seperti terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan ilmuwan The University of Wolverhampton School of Sport beberapa waktu lalu. Dari sejumlah atlet yang dijadikan subyek dalam penelitian itu, 55 persennya mengatakan bahwa mereka mandi berendam atau mandi di bawah pancuran untuk meningkatkan energi dan meningkatkan vitalitas. Mandi di bawah pancuran menjadi pilihan pertama mereka. Pilihan keduanya adalah tidur. Pindah lokasi latihan dan mendengarkan musik juga menempati urutan tertinggi sebagai cara untuk memperbaiki mood.

“Bagi para atlet, kesehatan fisik mungkin lebih penting dari segalanya. Tapi, jika pikiran mereka tidak tenang, mereka tidak akan tampil optimal,” kata psikolog olahraga Terry Orlick dalam bukunya, The Mental Edge. Studi itu sendiri mengungkapkan, kemampuan mengontrol mood akan menjadi peranti psikologis yang bermanfaat bagi atlet mana pun.

Karena itu, jangan terburu-buru ketika mandi. Bersenang-senanglah saat berendam atau ketika berada sedang membasahi seluruh tubuh di bawah pancuran, agar mood Anda segar kembali dan otot-otot tubuh Anda mengendur. Sebaiknya gunakan produk-produk mandi alami. Anda dapat menggunakan peppermint dan eukaliptus untuk membersihkan pernapasan dan relaksasi pikiran. Minyak sitrus dari jeruk dan lemon dapat membantu Anda mengatasi depresi dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda. Untuk mengendurkan otot-otot tubuh, minyak marjoram merupakan pilihan tepat. Selamat mencoba! (Pedje)

Tuesday, September 22, 2009

Rahasia Wewangian

Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa wewangian dapat memengaruhi emosi, mood kita. Berikut tips menggunakan wewangian yang dapat membantu meningkatkan mood Anda.

  • Jika Anda ingin melepaskan stres, ambillah wewangian dengan aroma vanila atau lavender. Dua aroma ini dapat menenangkan saraf-saraf Anda. Menggunakan wewangian dengan aroma lavender ketika Anda akan tidur membuat Anda cepat tertidur lelap. Bayi yang suka ngambek tak keruan juga dapat menjadi lebih tenang jika dimandikan dengan air hangat dan sabun beraroma lavender.
  • Jika Anda sedang merasa melempem dan butuh sesuatu yang dapat mengangkat perasaan itu, aroma alam nan hijau, aroma citrus, aroma buah anggur, atau aroma lemon akan menciptakan “keajaiban” itu. Tak percaya? Cobalah campur setetes perasaan lemon dengan sedikit air dan semprotkan ke kulit Anda….
  • Jika Anda ingin merasa lebih sensual, carilah wewangian dengan aroma musk, cendana, amber, atau melati. Aroma-aroma ini bukan hanya akan menggunggah perasaan Anda, tapi juga perasaan orang-orang di sekeliling Anda.
Tentu saja, karena dapat memengaruhi mood, wewangian juga merupakan suatu bagian penting dari penampilan Anda. Karena itu, pastikan, Anda tak menggunakan wewangian secara berlebihan. Berikut beberapa tips yang akan membantu Anda mengaplikasikan parfum dengan sempurna.

  • Gunakan wewangian hanya pada kulit dan titik-titik nadi Anda. Biarkan kering secara alami. Jangan menggosok-gosokkan kedua pergelangan tangan Anda karena akan mengubah dan mengurangi aroma parfum Anda. Hindari penggunaan di area dekat wajah atau di belakang telinga. Aroma parfum Anda tidak akan tahan lama di sana dan cara ini akan membuat kering kulit Anda.
  • Jika ingin aroma tahan lama, gunakan wewangian dalam beberapa lapisan. Beberapa wewangian juga ada yang dalam bentuk sabun mandi, gel, dan lotion. Gunakan parfum sebagai lapisan paling atas agar aroma wewangian lebih tahan lama. Cara ini akan membuat aroma wewangian di tubuh Anda tahan enam sampai delapan jam.
  • Jika Anda memiliki parfum berharga dan Anda ingin memastikan aroma originalnya dapat bertahan selama mungkin, simpanlah parfum Anda itu di dalam lemari es. (Pedje)

Monday, September 21, 2009

Tanda-Tanda Depresi

Anda mungkin saja mengalami depresi karena baru saja kehilangan orang yang Anda cintai, gangguan kimiawi otak, atau faktor keturunan. Kadang, kita merasa depresi karena sesuatu yang tidak jelas dan kadang kita merasa sedih karena sesuatu yang khusus, seperti kehilangan orang tua atau teman. Yang pasti, hal-ihwal depresi ini memang dapat menjadi suatu cerita yang berbeda pada masing-masing orang, meski beberapa tandanya tetaplah sama pada semua orang. Dan, mengenali tanda-tanda ini merupakan salah satu langkah untuk mengatasi depresi. Inilah beberapa tanda jika seseorang sedang mengalami depresi.

Tanda-Tanda dari Perilaku
  1. Menarik diri dari orang-orang, pekerjaan, dan berbagai aktivitas.
  2. Sangat sering gelisah.
  3. Sering berkeluh kesah, menangis, dan mengaduh.
  4. Susah tidur.
  5. Aktivitas rendah dan kurang energi.
Tanda-Tanda dari Perasaan
  1. Suka merasa sedih dan menderita.
  2. Sering kerepotan dengan tugas rutin sehari-hari, seperti memasak.
  3. ’Mati rasa’ atau lesu.
  4. Cemas, tegang, mudah marah.
  5. Merasa tidak berdaya.
  6. Rasa percaya diri rendah dan kurang bangga dengan diri sendiri.
  7. Sering merasa tidak puas, kehilangan semangat, mudah putus asa.
  8. Merasa tidak menarik dan buruk.
  9. Sering tidak bisa menikmati sesuatu.
Tanda-Tanda dari Pola Berpikir
  1. Susah membuat keputusan.
  2. Sulit berkonsentrasi dan fokus.
  3. Kehilangan minat pada berbagai aktivitas, orang, dan kehidupan.
  4. Sering mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, membenci diri sendiri.
  5. Pesimitis.
  6. Asyik dengan berbagai masalah dan kegagalan.
  7. Sering ingin menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Tanda-Tanda dari Tubuh
  1. Sering merasa kelelahan dan kurang berenergi.
  2. Pola tidur yang kacau—bangun lebih awal, tidak bisa tidur meski lelah.
  3. Kehilangan selera makan.
  4. Kurang berselera dengan seks.
Jika Anda hanya memiliki satu atau dua tanda dari keseluruhan tanda itu, kemungkinan Anda tidak menderita depresi, tapi menderita sesuatu yang lain, misalnya mengidap suatu penyakit fisik. Namun, jika Anda memiliki satu atau dua tanda dari masing-masing kategori di atas, Anda kemungkinan sedang menderita depresi. Kalau memang begitu adanya, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mengatasinya. (Pedje, Dari Berbagai Sumber)

Sunday, September 20, 2009

Cara Mengatasi Takut Sukses

Orang yang takut sukses biasanya karena mereka merasa tidak cukup baik atau cukup cerdas untuk hidup dengan pencapaian-pencapaiannya.


“Takut sukses” mungkin terdengar ganjil bagi kita. Apalagi, belakangan ini begitu banyak seminar dan buku yang menawarkan berbagai kunci untuk membuka pintu sukses, terutama sukses secara finansial, yang bisa mengindikasikan bahwa banyak sekali orang yang ingin sukses. Jadi, mana mungkin ada orang yang takut meraih sukses? Kenyataan memang ada yang seperti itu. Bahkan, tak sedikit orang yang seperti itu.

Bagi mereka, sukses itu menakutkan karena niscaya membutuhkan perubahan. Perjalanan menuju sukses juga dapat mengintimidasi diri mereka dan sulit untuk diatasi. Sukses bagi mereka juga berarti tantangan dan tanggung jawab yang lebih banyak daripada biasanya—dan itu bisa terasa sebagai ancaman bagi hidup mereka yang telah sekian lama dijalani.

Anda pernah merasakan hal yang semacam itu? Percayalah, meski mungkin Anda selalu merasa takut sukses atau takut salah, itu tidak berarti Anda tidak berdaya. Anda memang tidak akan bisa menghilangkan rasa takut itu, tapi mungkin Anda dapat mempraktikkan langkah-langkah di bawah ini agar dapat meraih kesuksesan dengan lebih tenang.

  1. Pahami kenapa Anda melakukan "sabotase" kepada keinginan-keinginan Anda. Anda tidak harus mendatangi psikoterapis untuk melakukannya. Bicaralah dengan orang yang Anda percayai, tulis dalam jurnal Anda, dan jujurlah dengan diri sendiri. Apa yang ditakutkan untuk Anda akui? Dengan menerima alasan-alasan Anda sendiri, Anda akan merasa terbebas dari ketakutakan.
  2. Persiapan. Anda secara tidak sadar atau dengan bebas melakukan sabotase pada diri sendiri ketika Anda tidak menyiapkan sesuatu sebelumnya, misalnya Anda lebih memilih pesta semalam suntuk atau memilih rekan kerja yang salah. Semakin Anda siap, ketakutan Anda akan semakin reda.
  3. Menerima kegagalan sebagai bagian dari kesuksesan. ”Ada sebuah asumsi umum, jika Anda berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu dan ternyata gagal, Anda akan hancur—jadi lebih aman jika tidak mengambil risiko untuk melakukannya,” ujar Barbara Sher, pengusaha dan juga penulis banyak buku bestseller. Asumsi itu, tambah Barbara Sher, benar-benar salah. ”Kenyataannya tidak seperti itu,” katanya. Jika Anda mencoba dan gagal, Anda tidak akan merasa buruk seperti dugaan Anda. Anda akan mendapat pengalaman, pelajaran, kenalan, dan rasa percaya diri.
  4. Takutlah. Takut bertanya, mencoba, bekerja keras, menekan diri sendiri, membagi mimpi Anda? Itu semua sangat penting. Kita semua seperti itu. Bacalah Feel the Fear and Do It Anyway karya Susan Jeffers. Jika Anda tak punya waktu untuk membaca buku itu, jadikanlah judulnya sebagi moto hidup Anda. Merasakan ketakutan dan melakukannya akan membantu Anda mengatasi rasa takut akan kesuksesan.
  5. Bersaing dengan diri sendiri—bukan dengan orang lain. ”Persaingan dengan orang lain dalam koridor kalah atau menang cenderung mengikis hal-hal terbaik dalam diri kita,” ungkap Robert K. Cooper dalam The Other 90%: How to Unlock Your Vast Potential for Leadership and Life. ”Itu akan membuat kita hati-hati dan curiga terhadap orang lain, membuat kita tidak memberikan dan mengubah informasi, membuat kita tidak toleran terhadap ketidaktentuan dan perubahan, dan juga mempersempit fokus kita yang secara praktis akan mematikan kreativitas konstruktif kita.” Pahami bahwa keahlian Anda dapat berubah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa, jika Anda mengira keahlian profesional dan kemampuan Anda tidak berubah, Anda akan menjadi cemas jika Anda sukses. Psikolog Jason Plaks dari University of Toronto dan ilmuwan riset Kristin Stecher dari University of Washington menemukan bahwa orang yang mengira kapabilitas mereka tidak berubah akan mengalami disorientasi ketika meraih kesuksesan dan kinerja mereka naik-turun. Karena itu, untuk mengatasi takut sukses, sadarilah bahwa keahlian Anda dapat berubah--dan mengubahnya dengan pendidikan, pelatihan, riset, dan mentoring. (Pedje)

Saturday, September 19, 2009

Kerusuhan Mengancam Jakarta

Dengan begitu banyak masalah yang membebaninya dan kurangnya masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunannya, Jakarta telah menjelma menjadi kota yang sakit. Bisakah dipulihkan kembali?



Jakarta di titik nadir. Bayangkan saja. Dalam sehari, sebagian besar warga Jakarta menghabiskan waktu kira-kira empat jam untuk perjalanan pergi-pulang dari rumah ke tempat kerjanya. Kemacetan yang luar biasa terjadi di lima wilayah kota. Bukan hanya di jalan-jalan utamanya, tapi juga melanda jalan-jalan penyangganya, termasuk ke jalan-jalan kecil di wilayah pemukiman padat penduduk.

Jelaslah, banyak pihak yang dirugikan gara-gara kemacetan tersebut. Sebuah lembaga menghitung, kerugian akibat macet di Jakarta mencapai Rp 43 triliun setahun, yang notabene lebih besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah DKI Jakarta tahun 2007, yang hanya sekitar Rp 20 triliun. ”Kota Jakarta memang sudah tidak sehat. Suatu kota disebut sehat antara lain kan kalau lalu lintasnya lancar. Itu indikator pertama. Indikator kedua, sehat atau tidaknya kota harus dilihat dari saluran airnya. Kalau saluran airnya juga tidak lancar, kota itu sudah tidak benar. Indikator ketiga adalah aliran informasi, susah atau tidak orang mencari informasi tentang kota itu. Kalau sulit, itu artinya kota itu juga sudah tidak benar. Dari tiga indikator itu saja sudah terlihat kalau Jakarta sudah tidak sehat,” ungkap Ir. Abdul Alim Salam, M.Sc., Ketua Ikatan Ahli Perencanaan.

Abdul Alim mengkhawatirkan, jika kondisi Jakarta dengan kemacetannya yang luar biasa dibiarkan berlarut-larut, penduduknya akan frustrasi, yang bermuara pada kerusuhan sosial. ”Mungkin, kalau kebanjiran, orang masih bisa menahan diri. Tapi, kalau setiap hari mengalami kemacetan, orang bisa lebih emosional. Dan, bukan tidak mungkin akhirnya akan menimbulkan kerusuhan sosial, seperti pernah terjadi beberapa tahun lampau,” ujar Abdul Alim.

Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, S.H., M.Si. juga punya kekhawatiran serupa. ”Kemacetan di Jakarta semakin menggila. Kalau tidak dibenahi, akan terjadi chaos,” katanya. Tambahan pula, proyek busway yang dimaksudkan untuk membantu mengatasi kemacetan justru semakin membuat lalu-lintas kendaraan di luar jalur khusus tersendat-sendat, bahkan tak jarang berhenti sama sekali selama lebih dari setengah jam, terutama di jam-jam sibuk. Proyek busway juga tak berhasil mengajak orang yang berkendaraan pribadi untuk beralih naik angkutan umum Trans Jakarta.

Pasalnya, pada jam sibuk, bus Trans Jakarta selalu penuh dan datangnya tak tentu, padahal janjinya dulu akan selalu ada setiap lima sampai sepuluh menit. ”Karena, busway yang ada di Jakarta sekarang ini bukanlah sistem busway yang sebenarnya, tapi hanya sistem angkutan umum biasa yang diberi jalur khusus. Busway itu konsep bagus dan sudah teruji. Idealnya, konsepnya seperti tulang ikan. Ada tulang utama dan ada tulang kecil-kecil. Yang kecil itu untuk pengumpan. Di sini memang ada bus pengumpan. Tapi, kok, jalur pengumpannya lebih panjang dari jalur utama? Sistem tiketnya juga tak jelas,” ungkap Tigor, yang pada tahun 2003 lalu pernah diundang sebuah lembaga swadaya masyarakat di Amerika Serikat untuk melakukan studi tentang busway di Bogota, Kolumbia.

Apalagi, kata Tigor, konsorsium pelaksananya juga dibentuk asal-asalan. ”Masak, PPD masuk? Padahal, sudah jelas PPD tak bisa mengurus dirinya sendiri dan hampir bangkrut. Jadi, manajemen Trans Jakarta ini manajemen korup. Apalagi, mereka disubsidi Rp 200-an miliar setahun. Orang bodoh sekalipun tahu, usaha transportasi di Jakarta tak ada yang rugi, walaupun itu model pelayanan sekalipun,” kata Tigor dengan nada geram. Hmmm.... Apa kabar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

Sebenarnya, kata M. Agus Subardono, Wakil Kepala Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta, perencanaan jaringan jalan sudah lengkap di Jakarta, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan. ”Tapi kan untuk mewujudkannya tidak bisa sekaligus, karena butuh anggaran yang sangat besar. Rencananya, kami juga akan bikin mass rapid transportation. Mungkin tahun 2009 akan mulai dilakukan pembangunan fisiknya, dari Lebak Bulus ke Kota, subway, tapi tidak sepenuhnya subway. Ini rencana lama. Tapi, karena biayanya besar sekali dan pemda tidak bisa membiayai sendiri, lalu dibuatlah busway terlebih dulu,” ujar Agus.

Pada dasarnya, ungkap Tigor, permasalahan-permasalahan yang membuat Jakarta menjadi kota sakit bersumber dari cara pengelolaannya yang bergaya preman. ”Jakarta dikelola semau-maunya, yang penting duit, tanpa memikirkan warganya. Cara seperti ini sudah berlangsung sejak zaman Belanda. Dulu penjajah kan menduduki Jakarta untuk mencari keuntungan semata, tidak berpikir untuk membangun kota. Malah memarginalkan warganya, terutama warga miskin. Sampai-sampai, waktu zaman Belanda itu, warga miskin tak bisa menikmati Sungai Ciliwung dan tidak boleh ke tengah kota. Sekarang itu juga terjadi. Orang miskin tidak pernah bisa mengakses kota, secara umum. Kita kan tidak tahu Jakarta mau dibangun ke arah mana,” tutur Tigor.

Karena dikelola semau-maunya aparat pemda saja, tata kota dan lingkungan hidup Jakarta pun amburadul. Sepengamatan Tigor, banyak ruang terbuka hijau di Jakarta yang beralih fungsi menjadi mal, pusat perdagangan, atau peruntukan yang lain. ”Banyak mal berdiri di lahan yang seharusnya menjadi ruang terbuka hijau. Misalnya Megamal Pluit. Itu dulu daerah resapan. Begitu juga Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, Cibubur Juncktion, dan Tamini Square. Dampaknya bukan cuma pada lingkungan, tapi juga banyak pedagang kecil yang kehilangan penghasilan,” kata Tigor.

Agus Subardono membantah. Menurut dia, lahan yang dijadikan semua mal itu telah sesuai peruntukannya. ”Ya, pasti aparat pemda bicara seperti itu karena mereka kan sudah mengeluarkan izinnya, mal-nya sudah berdiri. Tapi, kalau mal-mal itu dianggap sudah sesuai peruntukannya, berarti tata ruangnya yang salah, yang tidak benar. Misalnya, kalau suatu pusat kegiatan diperkirakan akan memacetkan lalu-lintas, ya, jangan dibuat di perempatan. Jangan pakai pola pikir pedagang kaki lima dong, yang menganggap perempatan itu strategis karena dilewati orang dari berbagai arah. Kalau konsumennya naik mobil, letak itu kan tidak penting. Karena kalau mereka butuh, ya, mereka akan datang. Tapi, coba lihat Plaza Semanggi. Itu kan gila, kegiatan yang sangat menarik lalu-lintas ditaruh di persimpangan. Kalau itu dianggap benar, berartti yang salah tata ruangnya. Perempatan itu mestinya untuk ruang terbuka,” ujar Abdul Alim Salam.

Idealnya, ruang terbuka hijau di sebuah kota, apalagi di kota sepadat Jakarta, adalah 30 persen dari luas wilayahnya. ”Tapi, di Jakarta sekarang ini, ruang terbuka hijaunya tinggal 7,2 persen,” kata Tigor. Pantas saja jika Jakarta menjadi semakin rentan terhadap banjir. Baru hujan beberapa jam sudah banjir. Awal tahun 2007 saja, lebih dari 70 persen wilayah Jakarta menjelma lautan selama berhari-hari dan akhir tahunnya, tanpa didahului hujan, sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara terendam banjir.

Tapi, mungkinkah mengembalikan ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi 30 persen lagi? ”Bisa saja. Gusur saja mal-mal yang berdiri di lahan yang tadinya merupakan daerah resapan air. Kalau tak mau, bikin biofori sebanyak-banyaknya dan buat program perbaikan lingkungan. Dananya jangan diambil dari rakyat lagi, tapi dari retribusi kerusakan lingkungan hidup. Acuannya adalah rencana tata ruang wilayah yang masih menggambarkan ruang terbuka hijau 30 persen. Nah, pemilik bangunan yang berada di kawasan resapan air itu dikenai retribusi lingkungan hidup. Dana itulah yang digunakan untuk perbaikan lingkungan. Kalau mau, ini bisa kok dilakukan,” ungkap Tigor.

Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan Jakarta kembali, sebagai kota yang aman, nyaman, dan sehat? Agus Subardono optimistis, dengan kerja keras, Jakarta bisa kembali sehat dalam waktu sepuluh tahun. ”Mungkin saja. Tapi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak bisa jalan sendiri. Di sini kan ada pemerintah pusat dan masyarakatnya heterogen. Masyarakat harus diberdayakan dan dilibatkan dalam prosesnya,” kata Abdul Alim.

Memang, semestinya, kata Dr. Ir. Lana Winajanti, M.C.P., Kepala Bidang Kebijakan Strategik Perumahan Swadaya Kementerian Negara Perumahan Rakyat, masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan kota. ”Kota itu sebenarnya untuk siapa? Di dalamnya kan ada beragam masyarakat, sehingga kepentingan mereka harus dipikirkan ketika membuat suatu rencana kota. Masyarakat juga harus dilibatkan. Kota kan bukan hanya bangunan fisik, tapi juga ada masyarakatnya,” ujar Lana.

Kalau sekarang masyarakat seakan tak peduli dengan pembangunan kota dan aparat pemda akhirnya kewalahan mengurus Kota Jakarta, itu karena tadinya masyarakat tak pernah didekati. ”Pemerintah daerah kurang melakukan sosialisasi,” tutur Lana.

Soal kurangnya sosialisasi rencana pembangunan kota itu diakui oleh Agus Subardono. ”Sosialisasi secara rutin tentang recana tata ruang memang tidak ada. Tapi, kita kan punya peta-peta rencana kota sampai tingkat kecamatan. Itu bisa diakses masyarakat, bisa ke kecamatan, ke dinas tata kota, atau ke suku dinasnya. Setiap tahun, pemda juga membuat musyawarah perencanaan pembangunan. Kami mengundang lurah dan camat, yang membawa usulan dari masyarakat. Banyak usulan dari masyarakat. Tapi, karena anggarannya terbatas, perlu waktu untuk mewujudkan masukan dari masyarakat itu,” kata Agus.

Namun, Azas Tigor membantah keterangan Agus. Menurut dia, musyawarah perencanaan pembangunan (musrembang) hanya basa-basi. ”Saya pernah menjadi ketua rukun warga. Formulir isian musrembang itu baru dibagikan Jumat malam dan Seninnya harus dikembalikan ke kelurahan. Dari kelurahan mungkin ke kecamatan, lalu ke walikota, setelah itu tak kedengaran lagi kabarnya. Konsepnya bagus, tapi pelaksanaannya payah. Mereka tak pernah mau belajar ke rakyat dan tak pernah mengajak bicara rakyat. Tak ada pendekatan partisipatif,” papar Tigor.

Padahal, Tigor memberi contoh, di banyak kota di Amerika Latin, yang kondisinya mirip dengan Jakarta, warganya sudah dilibatkan dalam penyusunan anggaran pemerintah daerahnya. ”Dalam anggaran itu, 60 persen biaya pembangunan langsung ke masyarakat dan 40 persen untuk operasional. Ini bukan cuma aksesori, tapi benar-benar riil. Sementara itu di Jakarta, biaya operasionalnya 80 persen dan buat pembangunan masyarakat cuma 20 persen. Itu pun buat rakyat miskin tinggal beberapa persen saja. Padahal, rakyat miskin Jakarta ada 60 persen,” tutur Tigor.

Itulah potret buram ibu kota republik kita yang tercinta. Tentu saja, selain masalah kemacetan, banjir, dan tata ruang yang amburadul, masih banyak masalah lain yang membebani Jakarta. Pedulikah Anda? (Pedje)

Friday, September 18, 2009

Cara Menanamkan Pikiran Positf

Berpikir positif akan melahirkan sikap positif, yang akan memudahkan Anda meraih kesuksesan dalam hidup.

Banyak jalan menuju sukses. Klise memang kedengarannya. Tapi, cobalah renungkan lagi maknanya sejenak. Bukankah ungkapan itu mengajak kita untuk selalu optimistis, tidak gampang menyerah ketika menemui hambatan dan rintangan sewaktu ingin meraih sesuatu? Karena itu, tak ada salahnya ungkapan tersebut Anda tanamkan dalam hati dan pikiran, sehingga Anda terkondisikan untuk selalu bersikap positif, yang akan menyehatkan jiwa dan raga Anda. Pada gilirannya, sikap positif akan berpengaruh pada perjalanan sukses Anda. Langkah-langkah berikut dapat membantu Anda untuk untuk menjalani hidup dengan sikap yang positif.

  1. Ubah pikiran bawah sadar Anda. Kalau selama ini pikiran Anda lebih banyak diisi dengan hal-hal negatif, seperti ketakutan, keraguan, dan kekhawatiran, cobalah untuk menghalau semuanya. Luangkan waktu sebulan untuk menghalau hal-hal negatif yang telah lama mendekam di benak Anda itu. Anda dapat mulai dengan mengatakan kepada diri Anda sendiri, seperti ini: “Saya adalah pribadi yang berbahagia. Saya membuat orang lain bahagia. Saya selalu memikirkan hal-hal baik.” Katakan kalimat-kalimat itu seratus kali sebelum Anda terlelap tidur dan setelah bangun tidur di pagi hari, selama sebulan. Lambat-laun Anda akan merasakan bahwa pikiran dan perasaan Anda akan dipenuhi energi positif, yang membuat hidup Anda terasa berbeda dan lebih menyenangkan.
  2. Jika Anda menginginkan atau memiliki harapan atas sesuatu, pikirkanlah hal itu sepanjang waktu.
  3. Setiap kali Anda punya waktu luang untuk diri sendiri, katakanlah kepada diri Anda sendiri bahwa Anda adalah orang yang berbahagia, berkecukupan, sukses, dan mencintai diri sendiri. Tambahkan kalimat-kalimat positif lainnya, yang sesuai dengan harapan dan keinginan Anda. (Pedje)

Thursday, September 17, 2009

Menjerat Gagasan

Jangan biarkan ide-ide Anda menguap dan hilang begitu saja.


Sering kita tidak begitu menyadari bagaimana suatu gagasan segar dapat singgah di benak kita. Tak jarang pula, kita mengabaikan atau menolak ide-ide yang muncul di kepala kita tanpa pernah tahu kenapa kita mesti mengabaikan atau menolaknya. Bahkan, kadang, kita tak pernah sadar atau memahami bahwa kita pernah mengabaikan atau menolak suatu ide yang hinggap di otak. Bagaimana bisa seperti itu?

Sebenarnya, ketika ide baru datang—bisa karena digugah oleh kita sendiri atau oleh rangsangan di luar diri kita—sang ide akan mampir ke alam sadar kita. Namun, serta-merta itu pula—bahkan ketika ide itu belum benar-benar terbentuk dengan baik—alam bawah sadar kita langsung mulai mengevaluasi atau menilai gagasan tersebut. Jadi, proses penilaiannya terjadi di alam bawah sadar.

Padahal, alam bawah sadar kita tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. “Evaluasi terhadap gagasan baru yang muncul dilakukan oleh alam bawah sadar kita lewat cara ‘penyerangan’, dengan menanyakan diri kita sendiri apakah gagasan itu ‘telah saya ketahui’,” ungkap Tony McGlinn, pelatih dan konsultan pengembangan pribadi (www.mypowerfulmind.com). Jika dikenali, gagasan baru itu tidak akan serta-merta ditolak. Tapi, jika ”saya tidak tahu”, alam sadar kita akan mendapat perintah dari alam bawah sadar untuk menolaknya dan biasanya untuk hal ini alam bawah sadar kita akan percaya saja terhadap perintah tersebut.

Masalahnya, bagaimana kalau ternyata penilaian alam bawah sadar kita itu ternyata salah? Kemungkinan ini bisa saja terjadi, terutama bila ide yang datang belum benar-benar terbentuk utuh di benak kita. Kalau sudah begitu, kita sendiri yang akan rugi, apalagi bila di kemudian hari ternyata gagasan itu hinggap di kepala orang lain dan terbukti benar-benar cemerlang. Lalu, bagaimana menghindari ”kecelakaan” ini? Apakah bisa kita menyela alam bawah sadar kita untuk tidak langsung mencegah kita mempelajari gagasan baru? ”Cara pertama, kalau kita mendengar bisikan alam bawah sadar kita yang mengatakan ’itu tidak layak’ atau ’itu tidak bisa diterima’ atau sesuatu yang mirip dengan pernyataan tersebut, kita dapat dengan simpel mengatakan, ’Terima kasih atas informasimu.’ Dengan demikikan, kita telah memutuskan untuk tidak menanggapi pesan yang dikirim alam bawah sadar kita. Alam sadar kita pun menjadi bebas untuk meneruskan, mempertimbangkan, dan memikirkan gagasan baru yang datang,” ujar Tony McGlinn.

Cara kedua, kata Tony McGlinn, ”Kita dapat meminta kepada alam sadar kita untuk memikirkan gagasan baru itu dengan cara yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya.” Biasanya kan alam sadar kita berpikir ”apakah ide ini benar?” atau ”apakah ide ini salah?”. Nah, cobalah ganti pertanyaan serupa itu dengan pertanyaan seperti ”apakah ide ini dapat mengubah atau meningkatkan kehidupan saya?” Ini akan membuat kita melihat sebuah gagasan baru dalam suatu cara yang lebih lengkap dan segar, tanpa dipengaruhi oleh segala hal yang pernah kita pelajari sebelumnya atau yang telah kita ”ketahui”.

Tak percaya? Tak ada salahnya untuk dicoba.... (Pedje)

Wednesday, September 16, 2009

Ketika Harus Memilih

Apakah Anda termasuk orang yang mencari kesempurnaan ketika harus memilih atau orang yang puas dengan pilihan yang ”cukup baik”?


Dalam hidup memang ini ada banyak pilihan. Masalahnya, ketika suatu pilihan telah ditetapkan, itu artinya akan ada pilihan lain yang akan hilang. Tak mengherankan bila banyak orang kerap merasa tertekan bila harus menentukan pilihan, apalagi bila sesuatu atau seseorang yang harus kita putuskan untuk dipilih itu ada banyak dan masuk dalam kategori “penting” atau “sangat penting”.

“Banyaknya pilihan membuat kita menimbang-nimbang atau mempertanyakan terlebih dulu sebelum mengambil keputusan. Juga dapat membuat kita menjadi orang yang memiliki ekspektasi tinggi yang tidak realistis dan akhirnya sering membuat kita menyalahkan diri sendiri untuk apa yang kita rasakan telah salah,” ungkap Profesor Barry Schwartz, psikolog dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul The Paradox of Choice: Why More Is Less. Pada gilirannya, tambahnya, sikap seperti itu dapat memicu ketakberdayaan dalam mengambil keputusan, kecemasan, stres yang terus-menerus. ”Dan, dalam suatu budaya yang tak memiliki permakluman bagi kekurangsempurnaan ketika pilihan Anda terbatas, terlalu banyak pilihan justru dapat menggiring Anda menjadi penderita depresi klinis,” tutur Schwartz.

Menurut sang profesor, di dunia ini ada dua jenis manusia ketika harus mengambil keputusan untuk memilih, yakni jenis orang yang ingin memaksimalkan pilihannya dan orang yang telah puas apabila telah memilih sesuatu atau seseorang yang menurut dirinya masuk dalam kategori ”cukup baik”. Jenis orang yang pertama itu biasanya mudah menyesal dan mengalami depresi ketika akan dan telah menentukan pilihan. Mereka biasanya cenderung berpikir bahwa ada pilihan lebih baik daripada apa yang telah mereka telah pilih.

Berbeda halnya dengan jenis orang kedua, yang lebih baik dalam mengambil keputusan. Orang yang masuk jenis kedua ini merasa bahagia dengan pilihannya yang menurut mereka ”cukup baik”. Mereka tak terpengaruh oleh pilihan-pilihan tambahan, sehingga banyaknya pilihan tidak meninggalkan efek negatif pada mereka. Karena, mereka menyadari bahwa mereka telah menentukan suatu pilihan yang memuaskan mereka.

Jadi, menurut Profesor Barry Schwartz, sebaiknya kita menjadi orang yang masuk dalam jenis kedua, yaitu orang yang lebih menginginkan pilihan yang cukup baik ketimbang pilihan yang sempurna. ”Mencari kesempurnaan pilihan adalah tindakan yang sia-sia,” tutur sang profesor. Memang, riset membuktikan, dorongan untuk memilih yang sempurna pada seseorang cenderung membuat orang itu memiliki makna lebih dibanding orang yang merasa puas dengan pilihannya yang cukup baik. Namun, ternyata, kata Schwartz, orang yang telah merasa puas itu umumnya lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang mencari kesempurnaan.

Nah, sekarang giliran Anda untuk memilih, ingin menjadi orang yang mengejar kesempurnaan atau menjadi orang puas dengan pilihan yang Anda rasa cukup baik. Pilihan sepenuhnya di tangan Anda. (Pedje)

Tuesday, September 15, 2009

Plus-Minus Psikologi Pembalikan

Banyak cara untuk mendidik anak. Salah satunya dengan cara psikologi pembalikan. Seberapa efektifkah cara ini?

Anda kemungkinan besar sudah tahu atau setidaknya pernah melakukan psikologi pembalikan kepada anak atau keponakan Anda. Misalnya ketika anak atau keponakan Anda enggan menghabiskan makan malamnya. ”Taruhan, kamu pasti tidak akan bisa menghabiskan makanan ini dalam waktu setengah jam,” begitu kira-kira cara psikologi pembalikan yang Anda gunakan agar anak atau keponakan Anda itu mau menghabiskan makan malamnya. Jadi, lewat psikologi pembalikan, Anda sebenarnya sedang mencoba agar anak atau keponakan Anda melakukan hal yang berlawanan dengan apa yang Anda katakan, hal yang tidak dia inginkan.

Psikologi pembalikan bisa juga dilakukan untuk ”mendorong” anak atau keponakan Anda agar tidak melakukan sesuatu yang ingin dia lakukan. Misalnya, Anda mencoba menakutinya agar tidak menyeberangi jalan raya sendiri, seperti ini: ”Sana nyeberang saja sendiri kalau kamu memang mau ditabrak mobil....”

Namun, cara seperti itu sebaiknya tidak dikacaukan dengan upaya mencoba membuat pekerjaan terasa menyenangkan. Jika Anda mengatakan ”Ayo, kita lihat, siapa yang paling banyak menaruh mainan dalam waktu lima menit”, itu bukanlah suatu tindakan psikologi pembalikan, meski sebenarnya Anda berniat mengatakan kepada anak atau keponakan Anda agar dia melakukan apa yang Anda inginkan: membereskan mainannya.

Banyak orang tua mengakui, psikologi pembalikan efektif untuk mengajarkan disiplin kepada anak. Benarkah? Jika nilai rapor anak Anda jelek, baguskah bila Anda mengatakan kepada dia dengan kalimat “Tak masalah. Kamu mungkin tidak cukup cerdas untuk bisa mendapat nilai yang lebih baik”? Hmmm....

Beberapa anak mungkin akan mempelajari lebih jauh apa yang telah dikatakan orang tuanya. Tapi, anak-anak yang lain mungkin akan berpikir simpel saja: mereka memang tidak cerdas, karena itu tak ada gunanya berupaya agar mendapatkan nilai yang baik.

Jadi, psikologi pembalikan tidak selalu bekerja dengan efektif. Anda harus memikirkan dulu efeknya, hati-hati menggunakannya. Karena itu, sebaiknya cara ini tidak sering Anda terapkan. Dan, jangan pernah menggunakan cara ini bila kemungkinan dapat melukai rasa percaya diri anak atau keponakan Anda atau membuat dia merasa bersalah. Setuju? (Pedje)