Para peneliti dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kemarahan dan rasa benci pada diri perempuan dapat disebabkan oleh faktor-faktor biologis, seperti terjadinya perubahan pada sebuah gen reseptor serotonin. Rendahnya level serotonin juga dapat memicu depresi dan kecenderungan obsessive compulsive—bahkan kemungkinan memicu terjadinya gangguan kecemasan. Temuan ini menjadi penting karena dapat membantu para ahli untuk memprediksi kecenderungan meningkatnya level kemarahan dan kebencian pada perempuan. Dengan demikian, para perempuan dapat mengaturnya dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat, yang pada akhirnya berefek positif pada fisik dan emosinya.
Secara fisik, kemarahan dan kebencian yang tidak diekspresikan secara sehat dapat memberi pengaruh negatif pada kesehatan jantung. Perasaan benci yang kronis, agresif, dan kemarahan juga dapat memicu tekanan darah tinggi, detak jantung lebih cepat, dan peningkatan level kolesterol. Nah, berikut ini cara mengekspresikan kemarahan dan kebencian yang sehat menurut para peneliti dari
2. Bijaksanalah dalam mengekspresikan kemarahan Anda.
3. Gunakan ungkapan “saya rasa” untuk menggantikan “Anda adalah…” atau “Anda telah melakukan…”.
4. Redam keinginan untuk mencela atau menyalahkan orang lain.
5. Berbicaralah dengan seseorang mengenai cara mencegah kemarahan yang akan datang.
6. Berolahragalah atau tulislah sesuatu untuk mengeluarkan rasa marah Anda.
7. Biarkanlah yang telah terjadi, jangan menaruh dendam. Pedje
No comments:
Post a Comment