Thursday, July 15, 2010

Hadise: “Saya Selalu Ingin Menjadi Diri Saya Sendiri”

Penyanyi ini percaya, jika punya kemauan kuat, orang dapat melakukan apa yang orang itu inginkan, menemukan jalan. Dia berharap musik selalu menjadi bagian dalam hidupnya.


“Negeri yang gaduh,” begitu kata Hadise sambil tersenyum lebar ketika ditanya bagaimana kesannya tentang Jakarta. Ya, pada awal Juni lalu, penyanyi berdarah Turki yang lahir di Belgia dan wajahnya pernah menghiasi cover majalah eve Indonesia ini datang ke Jakarta. Ia mempromosikan empat videoklipnya yang berisi lagu-lagu dari albumnya yang bertajuk Fast Life, yakni lagu "Dum Tek Tek" yang telah melambungkan namanya di berbagai penjuru dunia, "Fast Life", "A Good Kiss", dan "My Body".

Toh, terasa, dari nada bicaranya tak ada maksud menghina negeri ini, khususnya Kota Jakarta. Karena, setelah pernyataannya tersebut, Hadise mengungkapkan bahwa dirinya begitu takjub dengan Jakarta. “Saya sebenarnya ingin melihat Kota Jakarta lebih jauh. Tapi, saya di sini hanya tiga hari dan jadwalnya begitu padat. Dan, jadwal saya memang selalu padat, tapi saya menikmati saja. Karena, inilah pekerjaan yang harus saya jalani. Inilah sesuatu yang saya harus lakukan, untuk mewujudkan mimpi saya. Inilah hidup saya,” ungkap penyanyi yang telah meraih sejumlah penghargaan ini. Indonesia adalah negara kedua di Asia yang dikunjungi Hadise setelah Jepang.


Pada kunjungannya ke Jakarta, selain menjadi bintang tamu pada acara musik di televisi dan showcase di Hard Rock Cafe, Hadise juga menggelar konferensi pers dan meluangkan waktu untuk diwawancarai sejumlah wartawan dari berbagai media. Berikut petikan wawancara dengan penyanyi berusia 24 tahun itu, baik ketika digelar konferensi pers maupun dalam kesempatan khusus yang diberikan Warner Music Indonesia.

Bagaimana Anda memulai karir sebagai penyanyi?

Saya berdarah Turki, lahir di Belgia, dan sampai sekarang masih tinggal di Belgia. Saya memulai karir di musik saat berusia 15 tahun, dengan mengikuti ajang pencarian bakat semacam Idol. Saya memang tidak pernah masuk final, namun itu tidak membuat saya berhenti untuk terus meniti karir di dunia musik. Album pertama saya dirilis tahun 2005, album kedua pada tahun 2007, dan album ketiga, Fast Life, pada tahun 2009.

Siapa yang menjadi inspirasi dalam karir bermusik Anda?

Ibu saya. Tubuh beliau memang kecil, tapi kuat dan tidak pernah berhenti untuk mendukung mimpi saya sebagai penyanyi. Sepanjang ingatan saya, saya selalu bernyanyi sejak kecil, memegang sisir dengan kedua tangan saya dan bergaya seperti seorang penyanyi di depan cermin. Saya ingat, ketika usia saya masih sepuluh tahun, ibu saya membelikan CD album lagu-lagu berbahasa Inggris pertama. Ketika membuka CD itu, saya langsung melihat booklet-nya serta membaca lirik lagu-lagunya dan siapa penyanyinya. Saya menyukai Prince, Tina Turner, Frank Sinatra, dan Michael Jackson. Ibu saya adalah pendukung terbesar saya. Ia tak pernah hilang kepercayaan terhadap apa pun yang saya lakukan, meski kadang pilihan saya itu salah. Beliau mendukung kegiatan saya, karir saya.

Rintangan atau halangan apa saja yang Anda hadapi selama meniti karir di dunia musik?

Saya tidak percaya rintangan. Karena, jika Anda punya kemauan kuat, Anda dapat melakukan apa yang Anda inginkan, Anda dapat pergi, Anda dapat menemukan jalan, menemukan tempat yang Anda inginkan.

Bagaimana agar bisa punya kemauan kuat seperti itu?

Anda harus yakin dengan apa yang Anda lakukan sendiri. Anda benar-benar kukuh pada apa yang Anda katakan dan pada apa yang Anda lakukan. Selain itu, Anda juga tidak berusaha menjadi orang lain. Saya kira ini penting bagi seorang artis. Ini membuat Anda menjadi fokus dan kuat.

Ketika menengok kembali perjalanan karir bermusik Anda, adakah nasihat dari seseorang yang sangat membantu Anda meraih pencapaian seperti sekarang?

Ya, dari ibu saya. Beliau menasihati saya agar saya jangan pernah lupa dari mana saya berasal, siapa saya, di mana saya hidup, serta jangan lupa kepada teman-teman dan keluarga saya. Saya kira itu salah satu nasihat terbaik yang pernah saya terima dalam hidup saya.

Bagaimana perasaan Anda setelah meraih pencapaian seperti sekarang?

Bersamaan dengan meningkatnya perjalanan karir bermusik saya, kerja keras saya juga mulai menampakkan hasil yang membuat saya bangga, yakni mendapat penghargaan musik di Belgia, Turki, dan Balkan. Saya juga bahagia dan bangga karena musik saya diterima banyak orang di negeri-negeri yang sangat jauh dari Turki dan Belgia, seperti Indonesia. Selain sebagai penyanyi, saya juga menulis sebagian besar lagu saya dan setiap album saya memiliki kisahnya sendiri. Saya suka menulis lagu. Saya merasa senang jika orang menghargai musik saya dan merasa memiliki hubungan dengan musik saya.

Ada yang membandingkan atau menyamakan Anda dengan penyanyi Shakira. Bagaimana pendapat Anda?

Saya bukan hanya dibandingkan dengan Shakira, tapi juga beberapa nama besar lain. Tapi, saya tidak akan membuat orang berpikir bahwa saya akan menjadi The Second Shakira atau yang lainnya. Karena, saya tidak suka meniru orang lain. Saya selalu ingin menjadi diri saya sendiri. Ketika melihat videoklip seorang artis, saya tidak pernah mengatakan saya ingin videoklip saya seperti ini dan lagunya seperti ini. Karena, kalau saya berbuat seperti itu, saya bukan artis namanya, tapi peniru. Dan, itu bukan saya. Saya adalah saya, dengan seluruh dunia saya dan musik saya. Saya harus tampil sebagaimana diri saya, dengan menampilkan akar saya sebagai seorang berdarah Turki.

Bagaimana konsep album Fast Life?

Dalam album ini ada beberapa lagu yang diambil dari album kedua saya. Untuk lagu "Dum Tek Tek", ini adalah lagu yang benar-benar ingin saya tulis dan nyanyikan dengan bahasa Inggris, walau iramanya memadukan R&B dengan beat Turki. "Dum Tek Tek" adalah ungkapan dalam bahasa Turki, semacam ungkapan ‘Boom Boom Boom’ dalam bahasa Inggris. Lagu ini menceritakan saat jatuh cinta dan menemukan kekasih yang tepat untuk diri Anda sendiri. Sebenarnya, album ini sangat personal bagi saya. Ada juga lagu berjudul "Married Man" di dalamnya, yang saya tulis berdasarkan kisah seorang teman. Sementara itu, "Fast Life" terinspirasi dari kejadian pada tahun lalu, ketika saya begitu sibuknya sehingga tak sempat pulang ke rumah.

Apa rencana Anda di masa yang akan datang?

Saya hanya berharap musik selalu menjadi bagian dalam hidup saya. Saya selalu berharap seperti itu. Pedje

No comments:

Post a Comment