Friday, August 27, 2010

Dua Puisi Lama Pedje, 8

Ayat-Ayat Waktu

begitu banyak penanda waktu
: langkah-langkah bergegas hilang ditelikung cemas


Di Luar Angkasa
Untuk Anakku, Langit Biru

Langit masih menyisakan warna jingga ketika kau tertawa
mengempas sunyi yang dibangun dari berjuta sungai air mata
yang hilang arah menuju muara

“Kita akan menepi,” katamu dengan tawa yang telah berubah
menjadi garis tipis yang entah apa maknanya
Tapi, di manakah tepi sebenarnya
di ruang angkasa ini, ketika ilusi cakrawala
seakan moksa

“Kita akan ciptakan tepi sendiri seperti matahari
mencipta lewat ujung-ujung garis sinarnya,” katamu
dengan nada lelah tapi tetap ingin terlihat gagah.

Langit tak lagi memiliki warna jingga
dan kenangan pada bumi berkejaran dengan hujan asteroid
sunyi pun terbangun kembali

No comments:

Post a Comment