Tuesday, September 15, 2009

Plus-Minus Psikologi Pembalikan

Banyak cara untuk mendidik anak. Salah satunya dengan cara psikologi pembalikan. Seberapa efektifkah cara ini?

Anda kemungkinan besar sudah tahu atau setidaknya pernah melakukan psikologi pembalikan kepada anak atau keponakan Anda. Misalnya ketika anak atau keponakan Anda enggan menghabiskan makan malamnya. ”Taruhan, kamu pasti tidak akan bisa menghabiskan makanan ini dalam waktu setengah jam,” begitu kira-kira cara psikologi pembalikan yang Anda gunakan agar anak atau keponakan Anda itu mau menghabiskan makan malamnya. Jadi, lewat psikologi pembalikan, Anda sebenarnya sedang mencoba agar anak atau keponakan Anda melakukan hal yang berlawanan dengan apa yang Anda katakan, hal yang tidak dia inginkan.

Psikologi pembalikan bisa juga dilakukan untuk ”mendorong” anak atau keponakan Anda agar tidak melakukan sesuatu yang ingin dia lakukan. Misalnya, Anda mencoba menakutinya agar tidak menyeberangi jalan raya sendiri, seperti ini: ”Sana nyeberang saja sendiri kalau kamu memang mau ditabrak mobil....”

Namun, cara seperti itu sebaiknya tidak dikacaukan dengan upaya mencoba membuat pekerjaan terasa menyenangkan. Jika Anda mengatakan ”Ayo, kita lihat, siapa yang paling banyak menaruh mainan dalam waktu lima menit”, itu bukanlah suatu tindakan psikologi pembalikan, meski sebenarnya Anda berniat mengatakan kepada anak atau keponakan Anda agar dia melakukan apa yang Anda inginkan: membereskan mainannya.

Banyak orang tua mengakui, psikologi pembalikan efektif untuk mengajarkan disiplin kepada anak. Benarkah? Jika nilai rapor anak Anda jelek, baguskah bila Anda mengatakan kepada dia dengan kalimat “Tak masalah. Kamu mungkin tidak cukup cerdas untuk bisa mendapat nilai yang lebih baik”? Hmmm....

Beberapa anak mungkin akan mempelajari lebih jauh apa yang telah dikatakan orang tuanya. Tapi, anak-anak yang lain mungkin akan berpikir simpel saja: mereka memang tidak cerdas, karena itu tak ada gunanya berupaya agar mendapatkan nilai yang baik.

Jadi, psikologi pembalikan tidak selalu bekerja dengan efektif. Anda harus memikirkan dulu efeknya, hati-hati menggunakannya. Karena itu, sebaiknya cara ini tidak sering Anda terapkan. Dan, jangan pernah menggunakan cara ini bila kemungkinan dapat melukai rasa percaya diri anak atau keponakan Anda atau membuat dia merasa bersalah. Setuju? (Pedje)

No comments:

Post a Comment