Thursday, October 22, 2009

Kalau Jodoh Tak Juga Hinggap

Anda masih lajang dan belum juga menemukan jodoh? Tak perlu malu untuk meminta bantuan biro jodoh. Ada banyak orang yang telah melakukannya dan berhasil mendapatkan jodoh.


Jodoh adalah urusan Tuhan—demikianlah pandangan orang yang religius. Tapi, tentu saja, untuk menemukan jalan agar mendapatkan jodoh itu diperlukan upaya dari manusia sendiri. Bagi sebagian orang, pencarian jalan untuk mendapatkan jodoh bukanlah hal yang sulit atau setidaknya tidak memerlukan upaya ekstra keras. Namun, bagi sebagian orang lagi, upaya mencari jodoh bisa seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Shanda misalnya. Usianya sudah kepala tiga. Tapi, sampai sekarang ia belum berumah tangga. Bukan lantaran ia telah memutuskan ingin hidup melajang selamanya, tapi karena ia memang belum mendapatkan jodohnya—begitulah pengakuannya. Ia pernah menjalin hubungan asmara dengan beberapa pria, tapi kemudian hubungan itu tak sampai ke jenjang pelaminan karena satu dan lain hal. “Sekarang, dengan kesibukan pekerjaan yang saya jalani, saya menjadi tidak sempat untuk berkenalan dengan teman baru atau menjalin hubungan dengan seorang pria. Jadi, kayaknya susah, ya, buat saya untuk mendapatkan jodoh kalau mengandalkan usaha saya sendiri,” ujarnya.

Untuk memudahkan usahanya mendapatkan jodoh, Shanda pun lalu menjadi anggota sebuah lembaga yang mengorganisasi para pencari pasangan hidup, yang lazimnya disebut biro jodoh. “Sampai saat ini, saya baru tiga kali menjalin kontak dengan tiga pria yang juga anggota klub itu. Kami hanya sebatas ngobrol lewat telepon, belum bisa bertemu langsung, karena masing-masing susah mengatur jadwal pertemuannya. Mudah-mudahan, lewat cara ini saya bisa mendapatkan suami yang sesuai dengan harapan saya,” kata Shanda, yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan multinasional.

Tentu saja, ada banyak orang yang senasib dengan Shanda, terutama di kota-kota besar. Dan, tidak sedikit pula yang meminta bantuan biro jodoh seperti yang Shanda lakukan. Fenomena ini bukan baru terjadi baru-baru ini saja, tapi sudah ada sejak puluhan tahun lalu, setidaknya kalau patokannya adalah rubrik jodoh di berbagai media massa atau berdirinya sebuah biro jodoh yang sampai sekarang masih tetap eksis, Yasco.

Mungkin, bagi kita yang telah berusia 35 tahun ke atas, Yasco bukanlah nama yang asing. Biro jodoh yang didirikan 11 Mei 1974 ini pernah begitu populer di masyarakat, karena selalu menghadirkan selebriti atau pejabat negara dalam setiap pertemuan besar para anggotanya. Dan, yang tak kalah pentingnya, Yasco berhasil mempertemukan jodoh dari orang-orang yang mendambakannya, baik anggota maupun yang sebatas hanya menjadi peminat.

“Orang yang membutuhkan bantuan Yasco memang tidak mesti menjadi anggota. Itulah yang kami sebut sebagai peminat. Tapi, fasilitas yang didapatkan tak seperti anggota. Peminat tak bisa melihat foto-foto anggota kami dan harus membayar lebih mahal dari anggota jika ingin ikut pertemuan rutin yang kami adakan, selain ada pembedaan-pembedaan lain,” kata Drs. H.M.S. Hasbie, pendiri sekaligus pengasuh Yasco. Sejak didirikan sampai 11 Mei 2006 lalu, Yasco mencatat ada 650 ribu orang yang telah menjadi anggota dan peminat. Untuk anggota saja tercatat ada 14.527 orang, yang terdiri dari 4.961 pria dan 9.566 perempuan. “Alhamdulillah, anggota kami yang telah berhasil mendapatkan jodoh, mulai dari berdirinya Yasco sampai 11 Mei 2006 lalu ada 8.937 anggota. Itu hanya yang melapor kepada kami. Yang tidak melapor mungkin jumlahnya beberapa kali lipat dari itu,” ujar Hasbie, yang pensiunan pegawai Departemen Agama.

Untuk menjadi anggota Yasco, persyaratannya relatif mudah. Anda tinggal mengisi formulir yang disediakan disertai fotokopi KTP yang sah, tiga lembar pasfoto, dan fotokopi surat cerai atau surat kematian istri/suami bagi mereka yang duda atau janda. “Sekarang ini, uang pangkal untuk menjadi anggota Rp300 ribu dan bagi warga negara asing yang tinggal di luar negeri US$10. Iuran per bulan Rp20 ribu dibayar pada bulan kedua, minimal untuk enam bulan. Anggota dan peminat harus sudah berusia 21 tahun,” tutur pria kelahiran Amuntai, Kalimantan Selatan, 3 November 1944 ini.

Adapun anggota Yasco berhak meminta nama dan alamat anggota yang diinginkan tanpa harus membayar lagi, sampai menemukan pasangan. “Dia antara lain juga berhak melihat album foto anggota, diperkenalkan dengan sesama anggota Yasco atau peminat melalui rubrik jodoh yang diasuh Yasco, mengikuti pertemuan umum dengan biaya khusus, mendapat buletin Mesra gratis setiap terbit, dan berhak berkonsultasi dengan pengasuh dan staf Yasco,” tutur Hasbie lagi. Kendati demikian, tambah Hasbie, Yasco tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang tidak diinginkan dari perkenalan tersebut. “Begitu juga bila ternyata anggota atau peminat memberikan keterangan yang tidak benar, segala risiko menjadi tanggung jawab yang bersangkutan,”ujar bapak dari lima orang anak ini.

Menurut Hasbie, kebanyakan anggota Yasco atau peminatnya meminta bantuan dicarikan jodoh karena tak punya waktu luang yang banyak dan lingkungan pergaulannya yang terbatas. “Tapi, tak sedikit pula karena alasan-alasan lain. Misalnya karena diputuskan pacarnya, padahal mereka sudah merencanakan pernikahan. Malah, pada tahun 1975, ada seorang pria datang ke Yasco minta dicarikan jodoh karena hubungannya dengan seorang perempuan bubar, padahal mereka sudah mencetak undangan pernikahan,” kata Hasbie.

Pria itu mendesak Hasbie untuk segera dicarikan jodoh dan Hasbie pun menanyakan perempuan seperti apa yang pria itu inginkan. “Begitu ia sebutkan ciri-cirinya, saya terbayang seorang perempuan anggota Yasco. Saya pun berniat mengatur pertemuan mereka pada hari Sabtu. Tapi, pada hari Kamis, pria itu muncul lagi di kantor Yasco dan secara kebetulan perempuan yang ingin saya perkenalkan kepada dia itu juga datang ke kantor. Mereka lalu berkenalan. Ternyata keduanya saling naksir. Hari Kamis kenalan, hari Sabtu mereka berdua ke Solo untuk minta restu dari nenek si perempuan, hari Minggu depannya mereka menikah. Itulah proses perjodohan paling cepat dalam sejarah Yasco, hanya sebelas hari,” ungkap Hasbie sambil tersenyum.

Dating Service
Selain meminta bantuan lewat biro jodoh semacam Yasco, banyak juga orang yang memanfatkan perusahaan dating service untutk menemukan pasangan hidupnya. Di Amerika Serikat, bisnis yang menawarkan konsep pertemuan antar-lajang ini sudah berkembang cukup lama, lebih dari sepuluh tahun lalu. Bisnis jasa ini kemudian juga berkembang di berbagai belahan dunia yang lain, termasuk di Indonesia.

Pada dasarnya ada empat konsep dasar dating service yang dikenal sekarang ini. Yang pertama online dating, yang berminat cukup mengunjungi situs-situs online dating service yang ada di jagat maya alias Internet. Yang kedua adalah speed dating, yang biasanya berupa pertemuan banyak orang dan setiap orang akan diberi waktu untuk mengenal satu sama lain. Kalau di antara mereka ada yang merasa cocok, mereka bisa membuat janji untuk mengadakan pertemuan khusus.

Yang ketiga adalah single club. Dalam dating service semacam ini, setiap anggota diwajibkan membayar sejumlah iuran per tahun. Kemudian, pada waktu-waktu tertentu pengelolanya akan mengumpulkan para anggota dalam suatu acara. Di acara itulah para anggota bisa saling mengenal.

“Kalau perusahaan yang kami kelola, Table for 2, menggunakan konsep yang lain, yakni one on one dating service. Layanan ini kami peruntukkan bagi para profesional yang masih lajang, duda, atau janda,” kata Jahn Sulitio, salah seorang pendiri Table for 2 yang juga menjadi salah seorang konsultannya. Menurut pria yang lama tinggal di Amerika Serikat itu, Table for 2 bukanlah biro jodoh. “Karena, kami tidak hanya mengatur pertemuan bagi orang yang ingin mencari jodoh saja, tapi juga bisa untuk kepentingan lain, misalnya mencari partner bisnis atau sekadar mencari teman,” ujar Jahn.

Layanan yang diberikan Table for 2, tambah Jahn, bersifat personal dan rahasia. “Kami sangat menjaga kerahasiaan anggota kami. Setiap anggota hanya akan bertemu dengan pasangan—yang juga anggota kami—yang sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan,” tutur Jahn. Untuk menjadi anggota Table for 2, selain membayar uang pendaftaran, calon anggota juga akan diwawancarai dulu oleh konsultan Table for 2. “Selain pertanyaan seputar informasi pribadi, orang itu juga akan ditanya soal kriteria teman, relasi, atau pasangan yang dia inginkan. Kalau ekspektasinya terlalu tinggi, kami pun tak bisa menerima dia,” ujar pria lulusan California State University ini.

Kalau diterima dan kalau ternyata ada anggota Table for 2 yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan tersebut, pengelola Table for 2 pun akan mengatur pertemuan mereka. “Kami akan mengatur pertemuan mereka di sebuah restoran,” kata Jahn. Dua anggota akan dipertemukan tanpa sebelumnya melihat foto diri masing-masing. “Kami hanya menginformasikan lewat telepon dan sangat menjaga kerahasiaannya. Seluruh biaya pertemuan itu ditanggung oleh anggota. Setelah pertemuan tersebut, kami akan kembali menghubungi mereka untuk menanyakan kesan mereka terhadap pertemuan tersebut. Ini kami lakukan sebagai upaya mengevaluasi apa yang telah kami lakukan, agar kami dapat mencarikan pasangan yang semakin mendekati kriteria yang mereka inginkan,” tutur pria kelahiran 3 Juli 1978 ini.

Setiap anggota Table for 2 selama 6 bulan atau 12 bulan akan dipertemukan dengan 6 orang atau 12 orang berbeda, sesuai dengan kriteria yang diinginkan. “Jadi, kalau seandainya mereka belum juga menemukan pasangan, minimal setiap bulan mereka bertemu dengan satu orang baru. Dengan begitu, dalam setahun, mereka sudah punya 12 orang teman baru,” ujar Jahn. Meski belum setahun berdiri, anggota Table for 2 kini sudah lebih dari seratus orang. “Table for 2 sampai kini merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan layanan professional one on one dating service di Indonesia,” kata pria yang berlatar belakang pendidikan marketing and finance ini. Anda tertarik untuk menjadi anggotanya? (Pedje)

Biro Konsultasi Keluarga Yasco
Jalan Kramat Lontar No. J-163, Jakarta Pusat 10440
Telepon: (021) 3857005, Faksimile: (021) 3147234

Table for 2
Website: www.tablefortwojakarta.com

1 comment:

  1. biro jodoh YASCO, masih eksis selama 36 tahun hingga 2010 ini
    http://www.facebook.com/pages/Jakarta/YASCO/102467871234

    ReplyDelete