Friday, November 13, 2009

Berubah Bukan Berarti Menjadi Orang Lain

Bagi Anda yang introvert, tak ada salahnya mengubah kepribadian Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan.


Ini zaman pertunjukan. Lihatlah, di sekitar kita, banyak orang yang tak malu-malu lagi mengondisikan dirinya sebagai "pribadi yang patut ditonton". Cobalah perhatikan dengan saksama orang-orang yang ada di mal-mal atau di pusat-pusat keramaian di semua kota besar di Indonesia. Ada yang mencoba menarik perhatian orang lain lewat busananya, aksesorinya, make up-nya, atau bahkan lewat cara jalan dan caranya bertelepon. Banyak orang sekarang yang merasa sangat nyaman jika menjadi pusat perhatian, menikmati lampu sorot di tengah kerumunan dan pesta.

Tentu saja tak ada yang salah dengan hal itu, sepanjang tak ada orang lain yang dirugikan dan tidak mengganggu kebebasan orang lain. Juga tidak merugikan diri sendiri. Namun, sayangnya, masyarakat yang cenderung ekstrovert seperti itu juga sering "tak adil" terhadap anggota-anggotanya yang cenderung introvert. Orang-orang introvert sering diberi label "enggak gaul" dan "antisosial", lalu didorong-didorong—baik langsung maupun tidak langsung—untuk menyamakan warna dengan arus utama masyarakat, bahkan kalau perlu dengan mengubah kepribadiannya.

Haruskah seseorang yang introvert mengubah kepribadiannya? ”Jawabannya: tergantung,” kata Laurie Pawlik-Kienlen, psikolog yang juga penulis dan pemilik situs www.theadventurouswriter.com. Yang pasti, jika Anda introvert dan ingin mengubah kepribadian, jangan sampai perubahan itu membuat Anda menjadi seseorang yang sebenarnya tidak Anda inginkan. ”Yang saya maksud dengan pengubahan kepribadian ini adalah upaya untuk meninggalkan zona nyaman untuk meraih cita-cita Anda, bukan menjadi orang lain yang tidak Anda inginkan,” ujar Laurie. Kendati begitu, Anda tetap perlu mengetahui dengan jelas, apa alasan sebenarnya yang mendorong Anda untuk melakukan perubahan itu. Mungkin, beberapa gambaran dari Laurie Pawlik-Kienlen berikut ini bisa membantu Anda.

1. Isolasi. Jika Anda tidak memiliki satu pun teman dekat atau tak memiliki hubungan sosial yang bagus, Anda dapat mempertimbangkan untuk ikut kelompok pecinta buku atau pecinta alam. Hubungan sosial akan memperlebar rentang kehidupan Anda serta meningkatkan kesehatan fisik dan emosional Anda. Anda butuh berkomunikasi dengan orang lain, seberapa pun tingginya tingkat introver Anda. Itu baik untuk otak dan jiwa Anda.

2. Diminta oleh orang yang Anda cintai. Jika misalnya pasangan Anda ingin lebih sering melakukan social gatherings, mungkin Anda patut mempertimbangkan perasaan dan kebutuhannya. Bukankah Anda ingin pasangan Anda berbahagia? Anda tidak harus memaksakan diri untuk menyukai berbagai pesta atau acara ke luar rumah setiap akhir pekan. Cukup kompromikan berapa lama Anda akan berada di suatu acara, berapa banyak pesta yang akan Anda datangi dalam sebulan, dan bagaimana Anda akan bersikap ketika Anda sedang di sana. Dengan begitu, Anda tetap bisa menjadi diri sendiri—orang introvert yang selama ini dikenal dan dicintai banyak orang—sekaligus menciptakan suatu hubungan yang sehat dan membahagiakan.

3. Keinginan-keinginan Anda tidak tercapai. Anda ingin berkencan, menikah, membangun keluarga baru? Anda sekarang berharap mendapat promosi di tempat kerja? Jika pribadi introvert Anda menghalangi keinginan-keinginan Anda, Anda perlu mengubah sesuatu. Alih-alih menunggu saat kencan yang tak pernah datang karena Anda tidak bisa mengajak seseorang untuk berkencan, lebih baik Anda ke luar dari zona nyaman Anda untuk bertemu dengan orang-orang baru atau mengatakan kepada teman-teman dan keluarga Anda bahwa Anda siap menjalin hubungan dengan seseorang.

Jika Anda menggunakan sifat introvert diri Anda sebagai alasan untuk tidak ke luar dari zona nyaman Anda atau enggan menjalani kehidupan sosial, Anda tampaknya perlu "membangunkan" diri Anda sendiri. Anda mungkin introvert, tapi Anda bukanlah orang yang lemah. Selamat berjuang! (Pedje)

No comments:

Post a Comment